TRENGGALEK, beritalima
Santernya kritik dari elemen masyarakat terkait taman bermain ‘Green Park’ yang sering dijadikan tempat asusila oleh oknum pengunjung di respon sejumlah kalangan. Usai Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin yang secara serius akan melakukan evaluasi menyeluruh dalam tata kelola lokasi dimaksud, kali ini giliran Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Bumi Menaksopal yang bersuara lantang.
Novita Hardini (Ketua TP PKK Trenggalek) secara khusus juga memberikan perhatiannya, mengingat dampak ikutan kasus dimaksud cukup besar. Kekhawatiran -khawatiran yang disuarakan oleh perwakilan forum anak Trenggalek (terkait keamanan taman bermain Green Park) bukan tanpa alasan. Pasalnya, sudah menyentuh level memprihatinkan para orang tua.
Sehingga, pihak TP PKK menyimpulkan, memang sudah selayaknya untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan di tempat-tempat terbuka publik salah satunya taman bermain.
“Sudah sejak beberapa waktu lalu, saya berangan-angan untuk bagaimana di Trenggalek bisa membangun sistem pengawasan berbasis digital,” ungkap Novita.
Dia menjelaskan, bahwa sistem pengawasan digital itu dipastikan banyak membantu. Bukan hanya memantau aktivitas diruang terbuka publik, namun bisa mencegah tindakan asusila ataupun kejahatan lain. Sistem ini nanti akan melibatkan penggunaan CCTV yang dipantau secara terintegrasi dari pusat pengawasan.
“Teknologi harus menjadi mitra manusia dalam menjaga keamanan, karena kalau mengandalkan hanya human saja (seperti forkopimda, polisi, dan TNI) itu memang bisa, tapi enggak optimal. Manusia akan menjadi optimal kalau mampu berkolaborasi dengan teknologi,” jelasnya.
Istri Bupati Trenggalek itupun juga menyoroti pentingnya literasi digital bagi masyarakat, termasuk anak-anak. Agar mampu menggunakan teknologi dengan bijak sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Mengingat, penerapan teknologi yang tepat guna di berbagai aspek pembangunan itu jelas akan meningkatkan efisiensi maupun efektivitas pelayanan publik.
“Sebab, kalau tidak sesegera mungkin memahami ataupun menguasai literasi digital maka kita akan ketinggalan,” ujar Novita.
Masih menurut dia, dalam konteks pengaplikasian sistem pengawasan, edukasi, dan literasi digital khususnya pada taman-taman bermain di Kota Kripik ini, bertujuan untuk menjadikan tempat yang aman sekaligus menyenangkan bagi anak-anak. Diharapkan, DPRD dan Bupati Trenggalek dapat mendukung penerapan sistem pengawasan digital di ruang-ruang terbuka publik maupun lokasi-lokasi fasilitas umum lain.
“Sekiranya nanti DPRD Trenggalek mungkin bisa bersuara juga kalau misalnya di tahun 2024 atau 2025 kita mulai merencanakan dan menganggarkan,” pungkas Novita. (her)