SURABAYA, beritalima.com – Sesungguhnya kemampuan kita sangat terbatas. Untuk melihat kita hanya dibatasi pada spektrum sinar tampak (visible light) yang terletak antara spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,4 mikron sampai 0,7mikron. Padahal panjang gelombang yang tersedia di alam yang disediakan Allah dalam skala picometer sampai 10 Mm atau 100 juta meter.
Jadi keterbatasan yang diberikan Allah itu wajib kita syukuri, pesan Prof.Dr.Tomo Saksono, khatib pada khotbah Iduladha 1437 H di Gelora 10 November Tambak Sari Surabaya, Senin (12/9/2016).
Ketua Islamic Science Reseach Network Universitas Hamka (Uhamka) Jakarta, itu juga menyatakan kemampuan dengar kita hanya dibatasi pada frekuensi 20 Hz samai 20,000 Hz. Padahal binatang ada yang mampu mendengardalam skala sub-sonic 7 Hz sampai dengan diatas 100.000 Hz pada sejenis dolhin.
Dengan keterbatasan itu, kita harus sadar bahwa kecerdasan yang kita miliki sebetulnya terbatas. Lebih dari itu keterbatasan yang Allah berikan kepada kita adalah kurnia yang sangat besar.
Jika mata kita bisa menangkap spektrum gelombang di luar yang kita miliki sekarang ini, malah kita dapat menikmati indahnya dunia ciptaan Allah. Bahkan, ujar Prof Tono Saksono yang juga anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah itu, mungkin kita dapat menyaksikan para jin beraktivitas di got-got di belakang rumah atau kamar mandi di rumah kita.
Bukan hanya itu, bahkan kita bisa mendengar suara rayapan seekor semut di kasur kita menjelang kit tidur, ucapnya.
Nah, ini adalah contoh kecil yang diperlihatkan Allah kepada kita. Jadi, kita harus menyadari bagaimana Allah memberi bantak petistiwa yang disampaikan melalui para rasul terdahulu.
Jadi keterbatasan yang diberikan Allah itu wajib kita syukuri, pesan Prof.Dr.Tomo Saksono, khatib pada khotbah Iduladha 1437 H di Gelora 10 November Tambak Sari Surabaya, Senin (12/9/2016).
Ketua Islamic Science Reseach Network Universitas Hamka (Uhamka) Jakarta, itu juga menyatakan kemampuan dengar kita hanya dibatasi pada frekuensi 20 Hz samai 20,000 Hz. Padahal binatang ada yang mampu mendengardalam skala sub-sonic 7 Hz sampai dengan diatas 100.000 Hz pada sejenis dolhin.
Dengan keterbatasan itu, kita harus sadar bahwa kecerdasan yang kita miliki sebetulnya terbatas. Lebih dari itu keterbatasan yang Allah berikan kepada kita adalah kurnia yang sangat besar.
Jika mata kita bisa menangkap spektrum gelombang di luar yang kita miliki sekarang ini, malah kita dapat menikmati indahnya dunia ciptaan Allah. Bahkan, ujar Prof Tono Saksono yang juga anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah itu, mungkin kita dapat menyaksikan para jin beraktivitas di got-got di belakang rumah atau kamar mandi di rumah kita.
Bukan hanya itu, bahkan kita bisa mendengar suara rayapan seekor semut di kasur kita menjelang kit tidur, ucapnya.
Nah, ini adalah contoh kecil yang diperlihatkan Allah kepada kita. Jadi, kita harus menyadari bagaimana Allah memberi bantak petistiwa yang disampaikan melalui para rasul terdahulu.
“Maka dia menghancurkan semua berhala itu, kecuali yang paling besar di antaranya. Sehingga, mereka akan kembali kepadanya. (58).
Mereka berkata: “Apakah kamu yang melakukan hal ini tethadap sesembahan kami, hai Ibrahim?” (62).
Ibrahim menjawab: “Sama sekali bukan, ini dia, dewa yg terbesar inilah yang melakukannya. Tanyalah dia, jika di dapat bicara.” (63). Mengapa? Sebab kapak yang besar itu diletakkan di pundak patung yang besar.
Maka kaum kafir itu sadar dan berkata: “Sesungguhnya kamu (Ibrahim) tahu betul bahwa sesembahan kami itu tidak dapat berbicara.” (65)
Ibrahim berkata: “Kalau demikian, mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat, atau tak dapat memberikan mudarat kepadamu?” (66).
Dari apa yang diungkap dalam Al Quran itu, dapat dilihat bahwa untuk hal-hal yang terkait dengan ajaran dassr tauhidpun, Nabi Ibrahim sangat mengandalkab kecerdasan sebagai manusia ciptaan Allsh.
Jadi mnurut Prof.Tono Saksono, di hadapan jammah shalat iduladha di Surabaya, adalah sangat mengkhawatirkan jika umat Islam saat ini banyak yang takut menggunakan daya nalarnya.
Ketakutan itu tidak beralasan, padahal salah satu uhwah hasanah kita. Nabi Ibrahim, justru telah menunjukkan contoh penggunaan akal dan kecerdasan beliau, bahkan untuk hal-hal ketauhidan yang sangat mendasar.
Tentunya penggunaan kecerdadab tersebut ada batasnya. Sebagaimana diungkapkan tentang kemampuan lihat yang hanya pada spektrum sinar tampak. Demikian puka dengan batas daya dengar kita yang hanya sampai 20 Hz.
Untuk itu, Prof Tono memberikan berbagai contoh tentang kebesaran Allah dan kemampuan manusia. Di antaranya, kisah Raja Islam Jehangir yabg membangun istan Hiran Minar di Lahore, Pakistan tshun 1606.
Dan masih banyak lagi yang lain, ujarnya sembari menysmpaikan beberapa kemajuan Islam tempo dulu yanf sekarang masih dapat dinikmati.
Untuk itu, kita selalu diminta menggali pengetahuan sampai batas maksimal kemampuan kita tang diberikan Allah. Serta, terus bersyukur dan berdoa kepada Allah sang pencipta alam semesta. (Yousri)