SURABAYA, Beritalima.com-
Universitas Airlangga (Unair) sebagai perguruan tinggi kelas dunia, terus menunjukkan prestasinya. Tidak hanya dalam hal reputasi akademik, tetapi juga reputasi alumni dan keterserapan lulusan di dunia industri.
Busrul Iman, adalah satu di antara sekian banyak alumni Universitas Airlangga yang sukses dalam berkarier.
Saat ini, alumnus S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Sekolah Pascasarjana Unair itu menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jatim. Sempat bermimpi menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair namun gagal, siapa sangka laki-laki yang akrab disapa Iman itu kini jadi direktur utama salah satu bank terkemuka.
Karir mentereng Iman bermula ketika ia lulus sarjana di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta dengan mengambil fokus program studi akuntansi.
“Semester awal kuliah itu nilai saya jeblok. Tapi saya enggak punya pilihan lain, akhirnya lama-lama saya menikmati dan akhirnya saya tahu bahwa ini passion saya,” ucapnya.
Mengabdi di Barat hingga Timur Indonesia
Sebelum menjadi pimpinan Bank Jatim, Iman pernah mengabdi selama 32 tahun di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Selama 32 tahun itu pula, ia berpindah-pindah daerah, mulai dari ujung Barat hingga Timur Indonesia.
“Setelah lulus, saya diterima kerja di BRI dan keliling Indonesia selama 32 tahun. Mulai dari jadi staf, kepala cabang, kepala wilayah. Kepala wilayah di Jawa Timur misalnya, sudah saya capai semua sebelum saya pindah ke Bank Jatim,” tutur Iman.
Menempa diri di tempat baru secara terus-menerus tentu bukan hal yang mudah. Tak terkecuali bagi Iman. Perbedaan lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat menjadi tantangan tersendiri.
Namun, prinsip “Hidup itu seperti mengayuh sepeda, kita harus terus bergerak dan mengayuh” yang terus Iman pegang membawanya berhasil melalui berbagai tantangan itu.
Ia juga menekankan bahwa akan selalu ada hal positif yang dapat ia petik selama perjalanan kariernya yang panjang itu.
“Positifnya, saya bisa lebih agile dalam menghadapi perubahan. Yang penting adalah bahwa hal baru harus kita terima dan sukai sebagai sebuah sarana untuk manu. Jadi, kalau kita terbiasa menghadapi tantangan, maka lama-lama kompetensi kita juga akan terbentuk,” paparnya.
Perluas Cakrawala Ilmu
Selama menjalani peran menahkodai perbankan, Iman tak lupa untuk terus mengembangkan diri melalui ilmu pengetahuan. Saat ditugaskan di Tuban, ia menempuh pendidikan magister manajemen di salah satu perguruan tinggi di Semarang, pada 2005.
Kemudian, saat menjadi Kepala Cabang BRI di Banjarnegara, ia juga sempat mengambil pendidikan profesi akuntan di salah satu perguruan tinggi di Purwokerto.
Meski berada pada usia yang tidak lagi muda, tetapi bagi Iman, memperluas cakrawala pengetahuan di era sekarang sangatlah penting. Mengingat, dunia terus berkembang. Untuk itu, Iman memandang bahwa setiap manusia adalah manusia pembelajar.
Tak cukup menempuh pendidikan magister, pada 2020 lalu, saat diamanahi sebagai Direktur Utama Bank Jatim, Iman memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S3 di Unair.
Menjadi seorang direktur sekaligus mahasiswa, tampak tidak mudah untuk dijalankan bersamaan. Namun, siapa sangka bahwa Iman dapat melakoni semua peran itu dengan sangat apik.
Bahkan, pada kelulusannya Agustus 2024 lalu, ia dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik S3 Sekolah Pascasarjana Unair. Capaian itu membuktikan bahwa Iman adalah sosok yang berdedikasi tinggi, tidak hanya pada pekerjaannya tetapi juga pada pendidikan.
Pada akhir, Iman menyampaikan sebuah prinsip yang selalu ia pegang teguh, “Sulit tapi bisa.” Kalimat ini mengandung makna bahwa setiap kesulitan tidak seharusnya dianggap sebagai hambatan, melainkan sebagai peluang untuk menghadapi tantangan.
“Dengan pola pikir seperti ini, kita dapat membuka wawasan untuk mencari solusi alternatif, daripada hanya terjebak dalam keluhan atau menyalahkan situasi,” tutupnya.(Yul)