Kisah Kapal San Jose Dan Tiga Berlian Biru Di Samudera Spiritualitas

  • Whatsapp

Serial Esai Tentang Spiritualitas Baru Abad 21, Narasi Ilmu Pengetahuan

Denny JA

JIka samudera Karibia menyimpan harta karun sebesar itu, apa yang bisa kita temukan dalam samudera spiritualitas?

Bulan Agustus 2015, Presiden Columbia Juan Manuel Santos mengumumkan. Tim dibawah pemerintahannya menemukan bangkai kapal San Jose di lantai Samudera Karibia.

Kapal itu, yang disebut kapal San Jose, sudah tenggelam sejak 300 tahun lalu. Bersama kapal, ditemukan harta karun yang alang kepalang besar.

Total harta karun diduga bernilai USD 17 milyar. Dengan kurs 1 dolar sama dengan 14 ribu rupiah, total harta karun yang ditemukan senilai sekitar 240 trilyun rupiah. Harta karun itu berupa logam emas, perak dan perhiasan lain. (1)

Dunia tercengang! Inilah penemuan harta karun terbesar di bawah laut dalam sejarah. Betapa di masa lalu, kapal yang tenggelam, membawa harta karun begitu banyak. Tak heran di banyak negara berdiri satuan khusus yang fokus memburu harta karun kapal yang tenggelam.

-000-

Sejak 30 puluh tahun sebelumnya, di tahun 1981, Armada pemburu harta karun, yang bermarkas di Amerika Serikat yang pertama menemukan Kapal San Jose. Mereka, Sea Search Armada (SSA) mengumumkan hasil riset panjang itu kepada CNN.

Namun tidak terjadi kesepakatan dengan pemerintah Columbia. Padahal SAA yang menemukan lokasi tenggelamnya kapal San Jose di samudera Karibia.

Kapal yang tenggelam itu kapal Spanyol. Ia tenggelam di lokasi yang kini secara hukum berada dalam kawasan Negara Columbia. SSA meminta izin untuk mengangkat harta karun itu dengan komisi 35 persen. Sementara pemerintah Columbia hanya bersedia memberikan fee 5 persen saja.

Kesepakatan tidak terjadi. Sejarahwan pun mengungkap kisah dibalik tenggelamnya kapal San Jose.

Tanggal 8 Juni 1708, kapal Spanyol itu berlayar di Samudera Karibia. Sekitar 36 kilometer lagi mereka sampai ke pantai Cartanega.

Namun ini bukan kapal biasa. Ia membawa serta harta karun begitu besar. Harta yang dibawa bukan pula semata untuk perdagangan. Itu harta untuk kepentingan politik kerajaan Spanyol.

Saat itu, di tahun 1708, sedang terjadi kisruh suksesi kerajaan Spanyol. Cucu Raja Louis XIV dari Perancis menduduki tahta kerajaan Spanyol.

Inggris bersama Jerman, Belanda, Portugis dan Belanda berseberangan dengan Spanyol dan Perancis. Mereka berkepentingan dengan siapa yang memerintah Spanyol dan pengaruhnya untuk geopolitik Eropa.

Inggris dan sekutu sudah mendapatkan informasi. Sebuah kapal yang diberi nama San Jose, membawa harta begitu besar. Itu injeksi ekonomi untuk Spanyol, yang dapat mengubah kekuatan politik Eropa.

Inggris dan sekutu sepakat. Demi dominasi pengaruh mereka di Eropa, kapal itu harus direbut, ditaklukan, atau ditenggelamkan.

Terjadilah pertempuran di laut. Walau membawa 600 armada, perlawan kapal San Jose dapat dipatahkan. Dengan dentuman meriam berkali- kali, kapal itu pun tenggelam. Bersama kapal itu, tenggelam pula semua harta kartun.

Berita tenggelamnya Kapal San Jose sudah menjadi perburuan harta karun sejak 300 tahun lalu. Hanya saja teknologi saat itu belum mampu menemukan dan menyelam ke dasar laut.

Di tahun 2015, akhirnya bangkai kapal itu ditemukan. Itu bukan kapal milik Kolumbia. Namun itu menjadi keberuntungan negara Kolumbia karena kapal itu tenggelam di wilayah lautnya.

Rejeki alang kepalang bagi Negara Kolumbia di era modern. Betapa samudera karibia menyimpan harta karun begitu besar dari kapal zaman bahela.

-000-

Jika samudera Karibia menyimpam harta karun yang begitu besar, harta karun apa yang disimpan oleh samudera spiritualitas? Harta karun di samudera Karibia berupa emas, logam, perhiasan. Sedangkan harta karun di samudera spiritualitas berupa prinsip kesadaran, habit dan mindset, yang memberi makna serta kebahagiaan authentik kepada umat manusia.

Selalu ada pemburu harta karun yang tenggelam di samudra Karibia, Atlantik ataupun Pasifik. Juga selalu ada pemburu harta karun di samudera spiritualitas, sepanjang 200 ribu tahun usia homo sapiens.

Sejarah homo sapiens juga sejarah pencarian makna hidup. Begitu banyak agama dan kepercayaan yang dilahirkan. Sebagian juga sudah terkubur karena tak lagi sesuai dengan kesadaran zaman.

Kini hadir sebanyak 4300 agama. Apakah kesamaan prinsip hidup di antara banyak agama dan aliran itu? Apa harta karun yang menjadi irisan semua agama?

Para pemburu harta karun spiritualitas itu memberi banyak istilah: trancendental unity of all religion. Atau perennial philosophy of all spirituality. Atau compassion from all religions.

Saya memilih tiga harta karun, tiga berlian biru, yang menjadi pokok dan irisan banyak agama serta kepercayaan. Sengaja saya sebut berlian biru karena itulah batu termahal yang ada di bumi.

Pertama adalah prinsip The Golden Rule. Prinsip kebajikan. Prinsip utama moralitas. Lakukan pada orang lain serbagaimana yang kau harap orang lain lakukan padamu. Atau, jangan lakukan pada orang lain apapun yang kau tak ingin orang lain lakukan padamu.

Prinsip ini tertulis di semua kitab suci agama besar (2). Bahkan prinsip kebajikan juga menjadi ajaran utama Stoic Philisophy, yang sudah ada tiga ratus tahun sebelum kelahiran agama Kristen, dan 900 tahun sebelum kelahiran agama Islam.

Kebajikan adalah satu satunya dinilai yang berharga. Nilai lain hanya punya arti dilihat dari efeknya bagi kebajikan. Semua harta, kekuasaan, pengetahuan, tindakan menjadi berarti jika ia membawa kebajikan. Jika membawa keburukan dan kejahatan, maka harta, kuasa dan pengetahuan malah menjadi berbahaya.

Kedua adalah prinsip power of giving. Berikan apa yang kau bisa untuk menolong orang lain, untuk menumbuhkan orang lain, untuk membahagiakan orang lain. Lakukan prinsip ini terutama kepada mereka yang tak beruntung.

Ini harta karun lain yang ada di semua agama besar. Dirimu hidup dari apa yang kau ambil. Tapi dirimu bahagia dari apa yang kau beri. Derma atau pemberian tak selalu berarti materi. Tapi yang utama adalah dedikasi untuk ikut menumbuhkan orang lain.

Prinsip ini juga ada di begitu banyak agama dan aliran spiritualitas.

Ketiga adalah prinsip The Oneness. Prinsip segala hal itu satu. Prinsip saling keterkaitan satu sama lain.

Sesama manusia itu satu. Dibalik perbedaan identitas sosial, lebih mendasar persamaannya sesama homo sapiens. Melukai satu manusia itu sama dengan melukai bagian tubuh kita sendiri.

Antara manusia dan lingkungan sekitar juga satu. Sungai, pohon, udara, mereka semua bagian dari keluarga manusia. Rawatlah lingkungan sebagimana kita merawat keluarga sendiri.

Antara manusia dan alam semesta juga satu. Bumi hanya setitik debu saja. Tapi ia bagian tak terpisahkan dari keluasan alam semesta.

Apakah kita meyakini Tuhan itu ada atau tidak, apakah Tuhan itu dalam bentuk personal God, Impersonal God, para dewa, atau kita memahami dengan perspektif Deisme, Pantheisme, Agnotisme. Semua keyakinan itu tak bisa membantah bahwa ada sesuatu di luar kita yang maha luas, dan maha misteri.

Terhadap yang maha dan misteri itu, kekaguman dan rasa religiusitas lahir. Rasa itu bisa diekspresikan dengan 4300 jenis ritual yang dibawa oleh 4300 agama. Ataupun ia bisa pula dirasakan melalui kontemplasi yang hening.

-000-

Ilmu pengetahuan pun datang. Dengan aneka prosedur yang ketat, ilmu mengeksplorasi banyak hal. Termasuk yang dieksplorasi hubungan tiga prinsip spiritualiatas di atas dengan kebahagiaan dan hidup bermakna.

Begitu banyak riset yang dilakukan. Berulang dan sah terbukti betapa prinsip kebajikan itu membuat hidup manusia bahagia dan bermakna (3).

Riset juga membuktikan. Betapa power of giving, hidup yang bersedekah, berderma, membuat hidup lebih bahagia dan bermakna (4)

Riset juga membuktikan. Betapa rasa bersatu (the Oneness) dengan lingkungan juga membuat hidup bahagia dan bermakna. Betapa ritual agama, seperti ke gereja, ke mesjid, ke kuil, meditasi, kontemplasi, sejauh yang dibayangkan itu yang Maha Kasih, yang Maha Sayang, juga membuat hidup lebih bahagia dan bermakna. (5)

Inilah tiga berlian biru yang ditemukan dalam samudera spiritualitas. Ribuan agama, aliran filsafat dan sudah pula diriset oleh ilmu pengetahuan bertemu di tiga berlian biru itu.

Saya menyebut tiga harta karun di samudera spritual itu sebagai “Spiritual Blue Diamonds.”

-000-

Dalam esai terlebih dahulu saya sudah menggambarkan empat prinsip mindset dan habit yang menjadi spiritualitas baru abad 21, narasi ilmu pengetahuan. Ini murni kajian ilmu pengetahuan dalam merumuskan seni hidup yang membuat manusia bermakna dan bahagia.

Bumi ini satu. Homo Sapiens juga satu. Spiritualitas juga satu. Satu Bumi. Satu Homo Sapiens. Satu Spiritualitas.

Apapun warna kulit, pendidikan, tingkat ekonomi. Apapun asal negara dan agama yang dipeluk oleh Homo Sapiens, mereka akan merasakan hidup bahagia jika menerapkan prinsip hidup 3P + 2S. (6)

P pertama adalah Personal relationship. P kedua itu Positivity. P ketiga itu Passion. S pertama itu Small Winning. Keempat prinsip ini sudah diurai dalam esai sebelumnya.

Dalam esai ini, diurai S kedua: Spiritual Blue Diamonds.

Tumbuhkanlah. Milikilah. Ekspresikanlah tiga berlian biru yang ditemukan dalam samudera spiritualitas. Prinsip hidup Kebajikan. Power of Giving. The Oneness: bahwa kita sesama manusia itu satu, dengan lingkungan hidup itu juga satu, dengan semesta tak berhingga juga satu.

Dua ratus ribu tahun sudah evolusi kesadaran homo sapiens. Aneka renungan selama 200 tahun itu dapat dimetaforkan sebagai samudera. Tentu tak semua renungan itu berharga. Ilusi, mitologi, halusinasi, tak kalah atau bahkan lebih banyak.

Sebagaimana ditemukan harta karun di samudera Karibia, dapat pula ditemukan harta karun di samudera spiritualitas. Tiga berlian biru itu dalam pandangan subyektif saya adah harta karun yang paling mahal.

Samudera spritualitas itu tidak dimana mana. Ia berada di dalam diri kita sendiri.

Seperti yang diekspresikan Jalaluddin Rumi: “Seluruh alam semesta itu berada dalam dirimu.” Atau “Dirimu bukanlah setetes air dalam samudera. Tapi seluruh samudera dalam setetes air.” Atau “Arungi harta karun di dalam dirimu sendiri.”

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait