Kisah Nyata Ditulis Oleh Wartawan: Gede Siwa,”Gincu Merah Yang Palsu,”.
KISAH NYATA-Kisah perjalan hidup I Wayan Makplar dengan Elia Renggina,berjalan romantis,hubungan asmara mereka bak pasangan kisah asmara Juli dan Romi.Tidak terasa jalinan kasih mereka kini telah berjalan tiga tahun.
Pada tahun 1997,setahun,setelah terjadinya krismon,yang lebih populer masyarakat Indonesia menyebutnya krisis moneter,saat itu ekonomi bangsa ini sedang mengalami pergolakan ekonomi serba sulit.Dan tahun 1997 Wayan Makplar dan Elia Renggina sepakat untuk mengakhiri masa ‘manis madu’ mereka untuk menuju kepelaminan.
Setelah dilakukan rembuk keluarga,Elia dan Wayan, tepatnya pada tanggal 19 bulan Juli 1997,hari Sabtu,mereka akhirnya bersanding bak seperti raja dan ratu sehari duduk dalam pelaminan tersebut.Walaupun,pernikahan mereka sangat sederhana tidak seperti kebanyakan masayarakat yang berkantung tebal,pernikahan Wayan dengan Elia Renggina yang berlangsung di Makassar berjalan dengan baik.
Setelah mereka dinyatakan sah suami istri baik secara hukum dan Agama,Wayan kembali melanjutkan propesinya bekerja di Hotel serta tinggal dirumah kontrakan.Pada tahun 1998,setelah Wayan memiliki anak, buah kasih sayang mereka,Wayan merasa kerja di Hotel, mereka berpikir kerja di Hotel di kota Makassar tidak seperti di Bali yang menjanjikan.
Wayan akhirnya pada tahun 1999 hengkang ke Pulau yang dikenal Palau seribu pura,Bali tempat kelahiran mereka.Wayan Memboyong anak istri mereka ke Bali.Walaupun Wayan menyadari,sejak mereka pindah agama keluarga mereka di Bali tidak mudah menerima keberadaan Wayan yang tidak lagi berkeyakinan seperti nenek moyang mereka.
Namun berbekal keyakinan,Wayan yakin,ketika hidupnya berserah pada Tuhan,maka Tuhan tidak tinggal diam dan tangan Tuhan akan selalu menopang hidupnya.Wayan akhir pulang ke Bali dengan harapan mereka memiliki masa depan lebih baik dengan pekerjaan barunya.
Setelah berada di Bali apa yang dikawatirkan Wayan benar adanya.Hidupnya di Bali diperhadapkan suatu pilihan yang serba sulit.Wayan bersama istrinya,terutama Wayan,diminta oleh keluarga mereka untuk kembali keyakinan awal,meninggalkan keyakinan yang baru mereka percaya.
Saat itu Wayan mengalami posisi yang serba susah,anak mereka dan istrinya harus mereka hidupi sementara di Bali belum mendapatkan pekerjaan.Sementara keluarga mereka bersedia memberikan pekerjaan dengan catatan Wayan harus kembali pada keyakinan dulu.
Akhirnya Wayan tetap memutuskan ikut Tuhan apapun yang mereka alami saat ini.Sebab Wayan sadar,ini adalah proses yang mereka alami ikut Tuhan,dan mereka percaya saatnya ketika mereka mampu melewati badai itu,Tuhan buka jalan untuk keluarga mereka.
Sekedar diketahui,Wayan akhirnya kontrak rumah,dan meninggalkan rumah orang tuanya serta lebih memilih tinggal dirumah kontrakan.Dan Wayan mencoba cari pekerjaan,dari menjadi sales produk rumah tangga hingga menjadi penyiar Radio Suara Gema Merdeka di Penpasar mereka telah lakoni.(BERSAMBUNG…kisah nyata,”Gincu Merah Yang Palsu,” Oleh Gede Siwa)