Kisah Nyata di Tulis, Wartawan Gede Siwa Judul,”Gincu Merah Yang Palsu”

  • Whatsapp

KISAH NYATA– Kisah perjalanan hidup seseorang beragam, yang terjadi dengan cerita yang dapat menjadi inspirasi dalam perjalanan hidup seseorang serta menjadi pengalaman dan pelajaran yang dapat ditimba.

Seperti kisah yang ditulis oleh Wartawan Gede Siwa dengan judul,” Gincu Merah Yang Palsu”, tulisan ini terinspirasi dari pengalaman hidup seseorang dengan pengumpulan data dari berbagai sumber yang dirangkum untuk menjadi cerita dalam kisah nyata.

Kisah hidup I Wayan Makplar, sungguh terbilang unik serta penuh intrik hidup yang patut diapresiasi oleh para pembaca. Berasal dari Pulau Kecil,Desa Sauna, Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung-Bali, Palau Nusa Penida yang identik dengan sebuah Pulau yang gersang dan kehidupan ditahun 1980 an masyarakat di peradapan kehidupan yang serba keras serta serba sulit dalam menyambung hidup, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Wayan Makplar, terlahir dari pasangan keluarga yang ekonomi pas-pasan, pasangan Ni Wayan Sekar Dan I Nyoman Sida. Kala itu, niat orang tua Wayan Makplar, berkeinginan untuk menyekolahkan anak mereka. Walaupun ekonomi pas-pasan, pada akhirnya I Wayan Makplar bersekolah di kota Tabanan sekolah pilihan Wayan Makplar bidang Pariwisata, kendati pada tahun 1980 an saat itu, sekolah tingkat SMA belum ada di Pulau Nusa Penida, bagi warga yang ingin menyekolahkan anaknya harus menyeberang ke Denpasar selaku ibu Kota Provinsi Bali.

Dengan semangat serta kemauan, Wayan Makplar, pada akhirnya dapat mengenyam pendidikan di tingkat SMA. Kendati dengan tertatih-tatih, orang tua Wayan Makplar terus berjuang untuk menamatkan sekolah anak mereka. Dan pada tahun 1990 Wayan Makplar akhirnya selesai untuk sekolah SMA nya.

Namun untuk melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, orang tua Wayan Makplar tidak mampu melanjutkannya. Akhirnya pada tahun 1992, Wayan Makplar memutuskan untuk merantau guna mendapat pekerjaan sesuai pendidikan mereka. Kota Angin Mamiri, Ujung Pandang menjadi pilihannya untuk mengadu nasib. Dengan berbekal keyakinan serta bermodal selembar ijazah SMIP (Sekolah Menengah Industri Pariwisata), Wayan, setelah berada di Kota Angin Mamiri melamar pekerjaan di Hotel Celebes jalan Sultan Hasanuddin, Makasar.

Setelah melamar pekerjaan di hotel tersebut, Wayan akhirnya diterima di Hotel itu sebagai House Man, atau Indonesianya tukang bersih-bersih hotel alias tukang sapu Hotel. Wayan melakoni pekerjaan ini dengan impian membawa perubahan dalam hidupnya, agar lebih baik dari kehidupannya kemaren.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun perjalanan hidup Wayan dalam melakoni profesinya dengan sabar dan semangat, mereka dipromosikan sebagai Bell Boy, dari House Man menjadi Bell Boy, Wayan terus melakoni perkerjaannya dengan segenap hatinya, selang beberapa tahun tepatnya tahun 1994 kembali wayan dipromosikan sebagai Front Office di Receptionis Hotel, namun karier Wayan sebagai karyawan Hotel tidak berhenti disitu, Wayan Kembali dipercayakan oleh Owner sebagai Night Audit untuk merekap pemasukan pendapatan Hotel secara Keseluruhan.

Singkat cerita, dari sinilah Wayan akhirnya berkenalan seorang gadis Toraja, sebut saja namanya Elia Ringgina.

Awalnya dari kenalan biasa saja tidak lebih dari seorang teman, namun rupanya diam-diam Wayan menaruh perhatian pada gadis itu. Dari teman biasa akhirnya menjadi teman spesial, dan berlanjut adanya hubungan asmara keduanya.

(BERSAMBUNG,”Gincu Merah Yang Palsu,” Ditulis Wartawan Gede Siwa)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *