SURABAYA, beritalima.com – Innalillahi wainna illaihi raajiun. Marwiji, perempuan umur 45 tahun yang dua hari sebelumnya mendapat pertolongan Partai Hanura Surabaya, akhirnya meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Kamis (9/2/2017) sore.
Warga Kalikepiting, Surabaya, itu sudah lama menderita penyakit diabetes atau komplikasi. Tapi karena ketidakmampuannya, ibu 3 anak tersebut tidak segera mendapat pertolongan.
Penderitaan Marwiji akhirnya sampai di telinga Basuki, Ketua PAC Partai Hanura Tambaksari, Selasa (7/2/2017). Basuki bergegas melihat kondisi Marwiji, dan melaporkan ke pimpinan partainya, Ketua DPC Partai Hanura Surabaya, R Edi Rahmat.
DPC Partai Hanura Surabaya memang punya program kepedulian seperti itu. Dan itu sudah disosialisasikan Edi Rahmat pada pengurus PAC maupun Ranting. Harapannya, di wilayah masing-masing, Ketua PAC dan Ranting Partai Hanura harus jadi tokoh masyarakat, punya kepedulian pada lingkungan.
“Kalau ada anggota masyarakat kesulitan dan butuh bantuan harus ditangani. Pengurus Ranting atau PAC wajib turun tangan,” kata Edi ketika mensosialisasikan program partai ke PAC dan Ranting di Kantor DPC Partai Hanura Surabaya, Jalan Wonosari Kidul I/6 Surabaya.
“Jika tidak mampu mengatasi, segera laporkan ke DPC,” lanjut Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya itu.
Basuki pun menjalankan perintah itu. Terus, dia diminta Edi Rahmat segera membawa Marwiji ke rumah sakit dengan mobil ambulance milik Srikandi Hanura Jatim yang dipinjam DPC.
Selasa sore itu juga Basuki bersama seorang pengurus DPC Partai Hanura membawa Marwiji ke RSUD Dr Soewandhi, Jalan Tambakrejo 45-47 Surabaya.
Akan tetapi, sebagaimana dituturkan Basuki, nasib ibu yang suaminya tinggal di Nganjuk itu memang malang. Kendati sempat ditangani petugas medis RSUD Dr Soewandhi, pasien yang memanfaatkan fasilitas surat keterangan tidak mampu (SKTM) yang masih diproses kelurahan itu ditolak rawat inap dengan alasan tidak ada kamar.
“Saat kami membawa Ibu Marwiji ke RSUD Dr Soewandhi, pihak rumah sakit menolak rawat inap dengan alasan tidak ada kamar untuk fasilitas kelas 3 khusus pasien dengan fasilitas SKTM. Yang tersedia kamar untuk pasien umum kelas 1 dan 2,” kata Basuki pada beritalima.com.
Petugas RSUD Dr Soewandhi merujuk Marwiji ke RSUD Dr Soetomo tanpa surat rujukan, alasannya karena belum ada SKTMnya. Pasien juga dikategorikan umum dan diminta bayar Rp240 ribu, atau meninggalkan KTP sebagai jaminan sampai SKTM diserahkan dengan batas waktu esok hari pukul 09.00.
“Saya sangat menyesalkan sikap pihak RSUD Dr Soewandhi. Mau minta surat rujukan saja harus melalui jalur umum. Padahal SKTM masih diproses, dan KTP tertahan kecuali bayar Rp240 ribu sebagai jaminan sebelum SKTM selesai diurus,” ungkap Basuki.
“Kata petugas, uang itu bisa diambil lagi, tapi dibatasi sampai Rabu (8/2) jam 09.00 WIB. Kami tidak terima, karena mengurus SKTM itu perlu waktu dan jangan dideadline,” sambungnya.
Setelah melewati halangan itu, upaya Basuki untuk segera membawa Marwiji ke rumah sakit rujukan kembali menemui rintangan. Dia minta layanan mobil ambulance RSUD Soewandhi ditolak, alasannya ambulancenya terbatas.
Basuki minta layanan mobil ambulance RSUD Soewandhi, karena mobil ambulance milik Hanura sudah dibawa rekannya untuk menjemput Ayu, gadis Kampung Petemon yang juga butuh pertolongan karena menderita penyakit tumor ganas.
Baca berita: Sehari 2 Penderita Penyakit Parah Ditolong DPC Partai Hanura Surabaya.
Basuki menghubungi rekannya yang bawa mobil ambulance Hanura kembali ke RSUD Dr Soewandhi untuk membawa Marwiji ke RSUD Dr Soetomo. Marwiji akhirnya diterima dan rawat inap di rumah sakit di Jalan Karangmenjangan itu.
Kamis (9/2/2017) sore, Basuki mendapat telepon kalau Marwiji meninggal dunia. Karena mobil ambulance Hanura sedang terpakai juga, Basuki bersama Siswanto, Wakil Sekretaris DPD Partai Hanura Jatim, pinjam mobil ambulance Dinas Sosial untuk mengambil jenazah Marwiji dan membawanya ke rumah duka.
Rencananya, Jumat (10/2/2017) pagi ini jenazah Marwiji dimakamkan. Ketua DPC Partai Hanura Surabaya, R Edi Rachmat, ikut belasungkawa atas meninggalnya Marwiji. Edi yang kini sedang di Jakarta, berjanji akan menyerahkan bantuan uang duka sepulangnya dari Jakarta nanti. (Ganefo).
Teks Foto: Jenazah Marwiji saat diambil Basuki, Ketua PAC Tambaksari, dari RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (9/2/2017) sore.