Jayapura, Berita lima.com – Dunia perbankan di wilayah Provinsi Papua ikut-ikutan terkena dampak negatif kisruh PT Freeport Indonesia terkait perubahan kontrak karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), divestasi saham dan juga pembangunan pemurnian atau smelter.
Bank Panin Jayapura contohnya yang via Kepala Kantor Cabang Utama, Puguh Sentosa melaporkan adanya gangguan pembayaran angsuran akibat dampak kisruh perusahaan asing multinasional tersebut dengan pemerintah pusat.
“Sekarang angsuran sudah mulai terganggu, rata-rata sudah masuk dua bulan,” terang Puguh dilansir Antara, Jumat (31/3).
Puguh menjelaskan bahwa pengunduran pembayaran kredit oleh karyawan PT Freeport terlihat jelas hingga akhir bulan Maret 2017.
“Selama ini yang Panin punya masih sebagai karyawan, tapi yang bulan lalu ada perubahan sistem penggajian dari tanggal 25 menjadi tanggal 28, itu di Februari kemarin. Yang bulan ketiga ini terlambat juga pembayaran gaji,” katanya.
Adapun jenis kredit yang diberikan manajemen Bank Panin Jayapura kepada karyawan Freeport adalah kredit komsumsi.
“Rata-rata mereka kredit di konsumsi untuk beli mobil atau beli rumah, kalau deposan langsung kurang,” ujarnya lagi.
Namun terkait lambatnya pembayaran angsuran oleh karyawan PT Freeport Indonesia, Puguh menjelaskan bahwa hingga saat ini persentase kredi bermasalah atau NPL Bank Panin Jayapura masih stabil karena berada di angka 5 persen kebawah.
“Itu total kredit di cabang itu 4 persen dari outstanding di Timika, kecenderungan kalau macet pasti mempengaruhi NPL. NPL Panin masih di bawah aturan BI, di bawah 5 persen, masih wajar, masih terkendali,” ujar Puguh. (*)