Oleh: Mitha Adilina
Di musim pandemi COVID-19 yang tak kunjung selesai menimpa dunia khususnya di Indonesia ini cukup membuat masyarakat kesulitan untuk melakukan aktifitas sehari hari. Di tengah pandemi COVID-19 banyak sekali kegiatan atau agenda dari masyarakat yang menjadi terganggu, salah satunya adalah kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, kegiatan KKN mahasiswa sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dengan judul “KKN Tangguh 2020”. Kali ini kegiatan KKN menitik beratkan pada pengabdian masyarakat yang dilakukan secara individu dan berlokasi di daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa. Karena dilaksanakan disaat masa pandemi, maka progam kerja KKN yang dilakukan lebih bertujuan untuk mendampingi dan mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan lancar menjalankan kegiatannya sehari-hari.
Tidak dipungkiri banyak dari masyarakat disekitar kita masih kurang memahami tentang bahaya dari COVID-19 dan bagaimana cara memproteksi diri supaya tidak mudah tertular. Contoh yang sering kita jumpai yaitu masih saja banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan juga rajin mencuci tangan/sedia handsanitizer. Memakai masker adalah hal yang wajib saat ini karna itu sangat menjaga untuk satu sama lain. Bahkan banyak dari Organisasi Kesehatan yang mengkampanyekan “Maskerku Melindungimu, Maskermu Melindungiku”. Hal ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat supaya peduli dan selalu memakai masker saat berkegiatan keseharian. Banyak jenis masker yang bisa dipakai masyarakat untuk dipakai keseharian, namun menurut Ahmad Yurianto selaku Juru Bicara Satgas COVID-19 mengatakan bahwa masyarakat bisa menggunakan masker kain saat berkegiatan diluar rumah dan masker medis diutamakan hanya untuk tim medis yang bekerja menjadi garda terdepan dan paling rentan terpapar virus. Hal inilah yang mendorong salah satu peserta KKN Tangguh 2020 UMSIDA, Mitha Adilina dari Prodi Ilmu Komunikasi yang berdomisili di Desa Ental Sewu RW 04 untuk melakukan sosialisasi penggunaan masker kain non-medis yang benar, serta mengajak masyarakat untuk membuat masker kain sendiri menggunakan kain katun yang bisa didapatkan dari pakaian yang tidak terpakai.
Karena KKN kali ini dilakukan di tempat tinggal masing-masing, maka dalam menjalan program kerjanya, Mitha mengajak salah satu tetangganya yaitu Bu Yanti. Bu Yanti memiliki toko sembako yang mana membuatnya sering keluar rumah untuk berbelanja memenuhi kebutuhan toko yang kosong. Hal ini mendorong Mitha untuk lebih mengedukasi dan mengajak Bu Yanti untuk tetap memakai masker yang aman dan nyaman. Yang pertama dilakukan Mitha adalah menjelaskan tentang COVID-19 dan pentingnya memakai masker. Setelah itu ia mulai mengajak Bu Yanti untuk lebih membiasakan memakai masker kain dan memberikan keterampilan menjahit supaya bisa membuat masker secara mandiri. Hal ini juga akan bermanfaat untuk Bu Yanti karna bisa menghemat pengeluaran dalam membeli masker untuk keluarga dan juga bisa menjadi sumber pemasukan baru.
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat masker kain sangatlah mudah ditemukan seperti kain katun (bisa menggunakan kain dari pakaian yang tidak terpakai), alat jahit, dan pola dasar masker. Pertama, gunting kain sesuai dengan pola lalu jahit pinggirannya dan rapihkan. Untuk kainnya buat sebanyak 2 lapis dan 1 lapis untuk filter yang bisa ditambahkan tisu. Karena masker ini dibuat oleh kita sendiri maka kita bisa mengatur sesuai kenyamanan kita.
Ibu Yanti selaku sasaran program KKN ini merasa senang karena bisa mendapatkan wawasan baru tentang COVID-19 dan pentingnya penggunaan masker. Selain itu beliau juga senang karena mendapatkan ide baru untuk membuat masker kain dan menjualnya di tokonya sehingga selain mendapat pemasukan tambahan, Ibu Yanti juga bisa menjaga dan mengajak keluarga serta orang-orang disekitarnya untuk menggunakan masker kain.