beritalima.com | Dalam rangka peningkatan profesionalisme prajurit matra laut, Koarmada II menyelenggarakan latihan setingkat L-3 secara terpadu, melibatkan Satuan Kapal Amfibi dan Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Cepat, Kapal Selam, Pesud Rotary dan Fix Wing dari Puspenerbal, serta prajurit Pasmar II. Latihan di gelar dengan manuver lapangan di Perairan Laut Jawa, sekitar pulau Gundul, Tanjung Jangkar, serta Pantai Banongan, Situbondo dan Laut Bali mulai tanggal 28 Juni sampai dengan 1 Juli 2020.
Pada hakekatnya latihan ini diselenggarakan untuk pembinaan kesiapan alutsista (SSAT), uji kemampuan prajurit, peningkatan profesionalisme, serta mewujudkan interoperability antar satuan, dalam rangka kesiapsiagaan Koarmada II sebagai Kotama Pembinaan sekaligus Kotama Operasi TNI AL.
Materi latihan dalam Glagaspur Tingkat L-3 yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari di laut Jawa dan Bali ini meliputi Peperangan Ranjau, Peperangan Kapal Permukaan, Peperangan Udara, Peperangan Kapal Selam dan Peperangan Elektronika serta Pendaratan Amphibi. Dan sebelum pelaksanaan latihan di laut, prajurit dibekali dan dimantapkan dengan gladi posko dan Olah Yudha atau Tactical Floor Game (TFG).
Selama latihan berlangsung Pangkoarmada II, Laksda TNI Heru Kusmanto berada di tengah prajurit yang sedang berlatih. Kehadiran pimpinan Kotama tersebut, selain untuk menyakinkan dan menekankan kepada seluruh prajurit, supaya latihan dilaksanakan sesuai prosedur, juga merupakan pemicu/pemacu agar prajurit lebih semangat dan lebih serius dalam berlatih, sehingga sasaran dan tujuan latihan tercapai.
Menurut Panglima Koarmada II, dengan digelarnya latihan ini diharapkan tercapainya tingkat kesiapan dan kemampuan tempur unsur-unsur Koarmada II, sehingga siap mengemban tugas operasi dalam mengamankan perairan yurisdiksi nasional Indonesia. Senada dengan hal tersebut, Panglima Koarmada II menegaskan bahwa “Glagaspur Tingkat L-3 Terpadu ini, kami laksanakan sesuai arahan Bapak Kasal, Laksamana TNI Yudo Margono, untuk menguji kemampuan dan kesiapan unsur-unsur SSAT, sehingga sewaktu-waktu siap diproyeksikan oleh Panglima TNI selaku pembina dan pengguna operasional. Kan hal tersebut, juga sejalan dengan perintah Bapak Presiden, bahwa TNI harus profesional dan selalu siap dalam kondisi apapun“.