SURABAYA, beritalima.com | Bank Indonesia terus menjaga komitmen untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Salah satunya, mendorong industri halal tanah air.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia sampai saat ini masih menjadi pasar produk halal dari negara lain, belum menjadi produsen/player.
Karena itu, pada gelaran Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Indonesia 2019 hari ketiga di Grand City Convention and Exhibition Surabaya ini, diselenggarakan seminar dengan tema “UMKM Menembus Pasar Internasional” dan “Urgensi Sertifikasi Halal”.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Difi A.Johansyah, menyampaikan, peningkatan produksi produk halal termasuk sertifikasi halal diharapkan dapat lebih banyak memenuhi permintaan pasar domestik sehingga dapat mensubstitusi produk impor.
Selain itu, peningkatan produksi produk halal ini pun berpotensi untuk memperbesar ekspor produk halal Indonesia ke pasar global.
Karenanya, proses sertifikasi halal ini menjadi urgent untuk dikawal bersama, sehingga dalam jangka panjang dapat berkontribusi dalam mendorong ekspor produk halal Indonesia, memantapkan posisi Current Account Deficit (CAD), dan dapat berperan sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional.
“Potensi halal global yang sangat besar telah memicu berbagai negara di dunia, bahkan negara yang bukan mayoritas muslim untuk berlomba-lomba memanfaatkan peluang tersebut dan berupaya menjadi pemain utama dalam industri halal global,” tutur Prof. Sukoso dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Karenanya, sertifikasi halal ini menjadi urgent dan perlu segera dilakukan agar pelaku usaha di Indonesia dapat menangkap peluang yang ada,” lanjutnya.
Selain itu, untuk dapat menguasai pasar halal dunia, tentunya tidak dapat dilakukan dengan sendiri, diperlukan koordinasi dan sinergi antar lembaga dan juga pelaku syariah.
“UMKM memerlukan Bank Indonesia dan Kementrian terkait untuk mengembangkan produk,” kata Nurchaeti, pelaku usaha CV NN yang telah merambah pasar Eropa dengan produk kripiknya.
Pada tahun 2018, CV NN mulai memperkenalkan produk ke pusat-pusat perbelanjaan untuk menunjukan bahwa UMKM memiliki produk yang berkualitas.
Bahkan, CV NN juga memiliki pusat pelatihan sebagai sarana untuk berbagi ilmu dengan para pelaku UMKM di Indonesia” tutur Nurch
Pelaku usaha CV NN yang telah merambah pasar Eropa dengan produk kripiknya.
Untuk mendukung itu semua monitoring dan self assessment juga dapat dilakukan dengan platform pendukung ekosistem halal.
Tri Darmanto, Direktur Halal Center Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh, mengatakan, Say Halal adalah Platform yang membantu dalam mensosialisasikan, mengedukasi dan menumbuhkan rasa kepedulian seluruh lapisan masyarakat Indonesia perihal jaminan produk halal berdasarkan amanat undang-undang nomor 33 tahun 2014 dan peraturan pemerintah nomor 31 tahun 2019.
Fitur yang dimiliki Say Halal banya Halalku, Telusuri Halal, Produk Halal & Resto Halal, E-Learning, Cooperation dan E-Form.
Dengan adanya sinergi antara pelaku usaha, badan dan pengawas sertifikasi halal, penyedia layanan produk halal serta lembaga negara yang dapat menjembatani menuju pasar internasional diharapkan pelaku usaha syariah dapat menguasai pasar halal dunia. (Ganefo)