Kolaborasi Pemkot Surabaya Bersama Kejati Jatim Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Jajaran di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersinergi bersama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, melakukan aksi pelestarian lingkungan melalui gerakan penanaman pohon dan pembuatan biopori. Lokasi pelestarian lingkungan itu berada di Taman PUPR atau tepatnya di sisi selatan Taman Harmoni Keputih, Surabaya, Rabu, (03/07/2019) pagi.

Acara yang dikemas dalam penghijauan dan pembuatan biopori itu, dalam rangka memperingati bakti sosial HBA ke-59 dan HUT IAD ke 19 tahun 2019. Setidaknya ada 100 lebih pohon dengan berbagai jenis yang di tanam di lokasi tersebut. Seperti pohon Jacaranda, Pule, Sepatu Dea, dan Tabebuya Kuning.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Hendro Gunawan, mengucapkan terimakasih kepada pihak Kejati Jatim yang telah memilih Kota Surabaya dan Taman PUPR sebagai lokasi kegiatan bakti sosial tersebut. Ia pun optimis apabila taman itu terus dikembangkan dengan konsisten, tentunya ke depan akan sangat berdampak positif bagi kelestarian lingkungan di Kota Surabaya.

“Tujuan dari penanaman ini tentunya sangat positif bagi kondisi Kota Surabaya, terutama dengan upaya kelestarian lingkungan,” kata Hendro di sela sambutannya.

Menurutnya, beberapa bulan ke depan akan diprediksi banyak daerah yang mengalami kekeringan karena musim kemarau. Kendati demikian, ia berharap, melalui kegiatan penanaman pohon dan pembuatan biopori ini menjadi salah satu alternatif untuk dapat mengatasi masalah itu. “Tentunya nanti ke depan Insya Allah anak cucu kita juga bisa menikmati hasilnya dan menjaga kelestarian ini dengan baik,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur, Sunarta mengatakan, kegiatan penghijauan ini merupakan bentuk bakti sosial yang dilakukan oleh seluruh kejaksaan, salah satunya di bidang pelestarian lingkungan. “Jadi ini seluruh kejaksaan di Jatim akan mulai melakukan kegiatan ini (pelestarian lingkungan). Mudah-mudahan kegiatan yang diawali di sini menjadi masif di wilayah Jatim,” kata Sunarta.

Pihaknya juga mengapresiasi komitmen Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dinilai sukses dalam upaya pelestarian lingkungan. Salah satunya mengubah lokasi yang dulunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Keputih menjadi kawasan hijau yang indah. “Kegiatan ini tentunya juga tidak terlepas dari peran serta Bu Wali Kota dan jajarannya yang mendukung kami selama ini,” ujarnya.

Melalui kegiatan penanaman pohon dan pembuatan biopori itu, pihaknya berharap bisa membantu Kota Surabaya dalam upaya pelestarian lingkungan. Di samping itu, pihaknya memastikan bahwa kerjasama dan sinergitas yang telah berjalan antara Kejati Jatim dengan Pemkot Surabaya tidak akan berhenti sampai di sini.

“Mudah-mudahan kita bisa bersinergi terus membangun Indonesia di Surabaya dan kegiatan yang diawali di sini menjadi masif di Jatim. Kita abdikan pengabdian ini kepada Nusa dan Bangsa,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Ipong Wisnoe Wardhono menjelaskan, Taman PUPR merupakan hasil pengembangan dari Taman Harmoni Keputih. Alasan dinamakan Taman PUPR, karena dahulu pembangunannya merupakan hasil bantuan dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

“Jadi Taman PUPR ini merupakan kesatuan dari Taman Harmoni, luasan totalnya mencapai 50 hektar itu dari utara (Taman Hamoni) ke selatan kemudian ke timur (Taman Eks Insinerator),” kata Ipong.

Ia mengungkapkan, rencananya Taman PUPR ini akan dibangun dengan konsep seperti taman berbunga. Bahkan, nantinya Taman PUPR dengan Taman Harmoni akan dibuatkan akses jalan penghubung. Sehingga para pengunjung atau masyarakat yang akan menuju Taman PUPR dari Taman Harmoni, tidak perlu melewati jalan umum.

“Insya Allah tahun ini pembebasan lahannya untuk yang pembuatan jalan penghubung, sedangkan untuk pengembangan Taman PUPR akan dilanjutkan tahun ini juga,” katanya.

Untuk tahun ini, pihaknya menargetkan pembangunan zona-zona di Taman PUPR bisa segera rampung. Seperti jogging track dan area bermain anak. Bahkan di lokasi itu, juga terdapat IPAL yang berfungsi untuk mengolah air payau (asin) menjadi tawar yang akan digunakan untuk menyirami tanaman di Taman PUPR.

“Karena kita posisinya di sini sulit air, kita sudah ngebor sekitar 70 meter itu kondisi airnya masih payau, ini sebenarnya sudah ada (IPAL) tinggal penyempurnaan,” pungkasnya. (*)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *