beritalima.com – Komandan Lanal Denpasar, Lantamal V Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko beserta Ibu Ketua Jalasenastri Cabang 10 Ny. Henricus Prihantoko menghadiri upacara Piodalan disebut juga sebagai Pujawali, Petoyan atau Petirtaan di Pura Merta Bhuana Lanal Denpasar, Bali beneroa waktu lalu.
Piodalan merupakan salah satu hari raya besar dalam upacara keagamaan Hindu. Piodalan tersebut dalam rangkaian upacara Dewa Yadnya yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa pada sebuah pura atau tempat suci, dimana saat Peodalan atau hari besar tersebut berlangsung dipimpin oleh orang suci seperti Pemangku ataupun Pendeta.
Seluruh personil Lanal Denpasar beserta keluarga yang beragama Hindu melaksanakan Upacara Piodalan (memperingati hari ulang tahun) Pura Merta Bhuana Lanal Denpasar, yang dipimpin oleh Panandita Ida Ratu Pedanda Gede Wayahan Wanasara dan Ida Ratu Pedanda Istri, dari Griya Batan Pakel Mengwi Kab. Badung.
Kegiatan Piodalan bertujuan untuk memohon keselamatan dan kerahayuan jagat kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang beristana di Pura Merta Bhuana Lanal Denpasar.
Selain Danalan Denpasar beserta istei, tampak hadir Hadir sebagai undangan Kaodmil III-13 Denpasar Kolonel Laut (KH) I Komang Suciawan, S.H., Palaksa Lanal Denpasar Letkol Laut (P) Bambang Abdullah Basuki Rahmad, seluruh Perwira Staf Lanal Denpasar beserta Anggota Militer dan PNS Lanal Denpasar.
Rangkaian kegiatan upacara Piodalan di Pura Merta Bhuana Lanal Denpasar dimulai pukul 06.00 Wita yaitu dengan melaksanakan penataan sarana persembahyangan (Banten) oleh umat di Pura Merta Bhuana Lanal Denpasar.
Pelaksanaan mepuja, beukaon, durmenggala, pengulapan, prasassista, upakara, pendudusan, kesurya, ngayabang piodalan dan mecaru dipimpin oleh Panandita Ida Ratu Pedanda Gede Wayahan Wanasara dan Ida Ratu Pedanda Istri.
Seluruh umat Hindu melaksanakan persembahyangan bersama (Pamuspan, Tri Sandya dan Panca sembah) yang dipimpin oleh Ida Ratu Pedanda Gede Wayahan Wanasara dan Ida Ratu Pedanda Istri, melaksanakan ngileang pawintenan/mensucikan umat Hindu, persembahyangan.
Untuk itulah setiap pura di Bali, memiliki hari yang ditetapkan hari suci untuk piodalan ataupun pujawali.
Jatuhnya hari odalan atau pujawali dari tempat suci tersebut, berdasarkan perhitungan sasih yang merujuk pada kalender Saka yang jatuhnya setiap 1 tahun sekali dan ada berdasarkan perhitungan wuku yang merujuk pada kalender atau penanggalan Bali yang jatuhnya setiap 6 bulan (210 hari) sekali.