SURABAYA, Beritalima.com|
Langkahnya gula di pasaran beberapa hari ini ditengarai terjadi permainan oleh pemodal besar. Mengingat Gubernur Khofifah Indar Parawansyah saat hari pangan sedunia menyatakan Jatim surplus gula, beras dan jagung.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Dwi Hari Cahyono menegaskan bukan rahasia umum lagi jika setiap ada hari besar seperti saat ini misalnya Imlek dimanfaatkan oleh pemodal besar dalam mencari keuntungan pribadi. Diantaranya dengan membuat kelangkaan gula di pasaran yang ujung-ujungnya impor. Tentunya kalau ini dilakukan maka yang dirugikan petani tebu dan para pabrik gula yang rata-rata BUMN.
“Kita tahu sendiri jika stok gula di Jatim selama tahun 2020 surplus hibgga 862.621 ton. Tapi mengapa di pasaran gula kok langkah. Dan ini perlu dipertanyakan,”tegas politikus asal PKS ini.
Karenanya agar tidak terjadi kelangkaan pangan dan jelas merugikan masyarakat seharusnya satgas pangan harus segera turun melakukan operasi pasar. Adapun dalam melakukan operasi pasar harusnya diadakan satu bulan sekali. Hal ini sebagai antisipasi terjadinya kelangkaan pangan di pasaran.
Apalagi, gula masuk dalam pengelolaan Bulog. Tentunya Bulog juga harus ikut bertanggungjawab dalam operasi pasar. Mengingat Bulog dalam datanya yang masuk ke Pemprov Jatim menyatakan surplus. “Tidak itu saja, kelangkaan gula ini juga mengagetkan pabrik gula di Jatim yang memutuskan untuk operasi pasar juga,”pungkas mantan Ketua Fraksi PKS DPRD Kab. Malang ini. (yul)