Komisi D Minta Penyelesaian Jembatan Gili Iyang Segera Tuntas

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com | Sempat viral dan menjadi tranding topic, ambruknya jembatan di desa Bacamara pulau Gili Iyang kecamatan Dungkrek, Sumenep ambles. Berbagai spekulasi bertebaran, baik yang sekedar mempertanyakan kenapa jembatan senilai Rp 15 miliar yang baru dibangun bulan Desember 2019 bisa ambles. Dan yang lebih ekstrem, ada dugaan penyalahgunaan anggaran.

Untuk meredam kian maraknya berita tersebut, komisi D yang dikomandani oleh Kuswanto bersama anggota DPRD provinsi Jatim yang lain mengundang kepala dinas perhubungan pemprov Jatim Nyono dan kepala dinas perhubungan Sumenep Agus, untuk memberikan klarifikasi terkait kejadian amblesnya jembatan Gili Iyang.

Setelah mendapatkan keterangan dari Nyono maupun Agus, Kuswanto mengungkapkan bahwa ada kesalahan teknis, baik dari pihak pelaksana maupun konsultan yang menangani pembangunan jembatan Gili Iyang. Sehingga anggota komisi D meminta agar jembatan tersebut tetap diselesaikan, mengingat daerah pulau Gili Iyang merupakan aset yang sangat berharga karena pulau Gili Iyang memiliki destinasi wisata Penghasil oksigen terbesar kedua di dunia setelah Florida.

Senada dengan pengharapan Kuswanto, anggota DPRD provinsi Jatim dari fraksi Gerindra M Abdul Halim menuturkan bahwa segala permasalahan yang timbul akibat dibangunya jembatan Gili Iyang, harus segera dituntaskan. Baik yang terkait dengan pembebasan tanah, pembenahan jembatan yang ambles, hingga tindakan tegas dan sanksi bagi kontraktor selaku pelaksana maupun konsultan yang menanganinya.

“Di dalam perubahan anggaran itu kan nanti diselesaikan sampai Desember, meskipun sebetulnya kita ragu. Ternyata keraguan itu dijawab. Bahwa anggaran Silva itu masih ada di Sumenep akan dikembalikan ke provinsi. Itu kan anggaran provinsi, ternyata sama Kabupaten Sumenep tidak dikembalikan. 45% tidak dikembalikan,” terang Halim.

“Apakah itu bisa ya tentu itu butuh kajian teknis yang sangat mendalam ya, tetapi penjelasan yang disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Pak Yono, bahwa konstruksinya sudah kuat dan itu dibuat oleh pabrikan, jadi tiang pancang beton itu dibikin di Situbondo dan Probolinggo, sehingga pembuatannya melakukan pengukuran yang cermat,” sambung Halim.

“Kita ini kan dalam rangka mendorong bahwa Pulau Gili Iyang ini jangan dipandang sebagai pulau kecil yang ada hanya 2 desa di dalamnya.
Pandanglah sebagai destinasi wisata kesehatan dengan kandungan oksigen terbaik dunia nomor 2, setelah Florida. Oleh karenanya kami ini ingin mendorong bahwa potensi ini Ayo kita kembangkan dengan maksimal,” tandas Halim.

“Kejadian-kejadian ini menjadi pelajaran berharga buat kita semua, seperti bagaimana fungsi perencanaannya, bagaimana fungsi konsultan pengawas. Kita juga mendorong supaya yang diberikan panismen bukan hanya pelaksana, kena denda, di blacklist. Tetapi konsultannya juga. Seperti Apa peran konsultan perencana ini, yang kemudian harus diberikan panismen seperti itu, harapannya perlu diperbaiki. Kedepannya harus ada perencanaan matang sehingga meminimalisir terjadinya permasalahan,” ujar Halim.

Lebih lanjut Halim menjelaskan, pelaksana proyek sudah kena pinalti sebesar Rp 750 juta, sekarang ini kan pengerjaannya 76%. Ya kami berharap bahwa di provinsi melakukan kajian terhadap pelaksanaan pekerjaan pelabuhan Dungkek yang merupakan satu kesatuan dengan jembatan Gili Iyang, dari akumulasi Rp 60 miliar itu yang Rp 43 miliar untuk pembangunan pelabuhan Dungkrek. (yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait