Komisi II DPRD Gresik Minta Sinergitas Antar OPD Hadapi Fenomena El Nino

  • Whatsapp
Anggota Komisi II DPRD Gresik M. Syahrul Munir. (*)

GRESIK,beritalima.com- Fenomena El Nino menjadi ancaman bagi pertanian, termasuk bagi petani di Kabupaten Gresik.

Sebab musim kemarau atau kekeringan panjang (El Nino) memberikan dampak negatif yang bisa membuat gagal produksi petani.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) El Nino puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus.

Untuk mengantisipasi hal itu, Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, melalui DPRD setempat meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) benar-benar serius untuk membuat langkah strategis jangka pendek maupun jangka panjang untuk meminimalisir dampak negatif dari El Nino.

“Harus ada antisipasi jangka pendek maupun jangka panjang, seperti saat ini pasokan air bersih di beberapa desa sudah mulai kekurangan, belum lagi sektor pertanian dan perikanan, perlu upaya merawat waduk-waduk, embung hingga aliran irigasi, agar pasokan air untuk lahan sawah dan tambak tetap mengalir,” kata Anggota Komisi II DPRD Gresik M. Syahrul Munir kepada wartawan pada Minggu (6/8/2023).

Legislator muda ini, juga berharap adanya sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Gresik untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sahrul juga menekankan bahwa sektor pertanian dan perikanan yang harus diperhatikan oleh OPD terkait karena sebagai kebutuhan pokok masyarakat.

“Sektor pertanian dan perikanan ini menjadi penopang ketahanan pangan. Untuk itu harus menjadi perhatian lebih dalam situasi seperti ini, disamping melakukan langkah strategis jangka pendek, seperti menjamin ketersediaan air bersih untuk keperluan warga sehari-hari,” beber politisi asal PKB itu.

Beberapa OPD atau dinas terkait yang harus menyiapkan antisipasi dampak kemarau panjang akibat El Nino, kata Syahrul, diantaranya Dinas Perikanan, Dinas Pertanian (Distan), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan sejumlah OPD lainnya. Termasuk Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Kabupaten Gresik.

“Yang pasti langkah antisipasi harus dilakukan mulai sekarang, apalagi jaringan air sungai untuk pertanian dan perikanan mulai mengering. Maka langkah antisipasi harus dilakukan salah satunya dengan pemetaan potensi masalah. Dengan demikian, pemerintah daerah melalui OPD bisa segera mencari solusi bersama,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah mengatakan pihaknya akan berusaha mengantisipasi adanya dampak negatif terhadap fenomena El Nino. Terutama bagi petani yang mengandalkan tadah hujan.

“Kami Pemerintah Kabupaten Gresik melalui dinas pertanian dan dinas terkait akan memberikan dukungan kepada petani- petani yang ada di Kabupaten Gresik,” jelas Wabup saat acara di Petrokimia beberapa pekan lalu.

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Gresik memprediksi musim kemarau tahun ini tiba lebih awal dari sebelumnya, puncaknya diperkirakan terjadi pada bulan Agustus 2023. Disamping itu, saat ini telah tercatat sebanyak 64 desa mengalami kekeringan dan krisis air bersih sebagai dampak musim kemarau. Puluhan desa yang terancam krisis air bersih itu, tersebar di 11 wilayah kecamatan.

Perlu diketahui, El Nino adalah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.(*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait