KUPANG, beritalima.com – Komisi II DPRD NTT memantau program perkembangan pembangunan di kawasan Moni, Kabupaten Ende, yang merupakan destinasi baru di NTT, Selasa (11/2).
Kawasan Moni menjadi teras utama depan dari danau yang telah terkenal di seluruh dunia dengan danau triwarna (tiga warna) Kelimutu.
Hal tersebut disampaikan Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Alfonsius Ara Kian mengatakan, desa koanara yang masuk dalam kawasan Moni untuk destinasi baru dan telah di bangun cottage diatas lahan pemerintah provinsi yang mana Pemprov memiliki lahan seluas delapan hektar di kawasan tersebut.
” Ada dua lahan, lahan pertama seluas lima hektar ini yang kita bangun saat ini, yakni empat cottage, satu resto, tiga Lopo. Sedangkan lahan kedua seluas tiga hekatr, yang sudah ada cottagenya dikelola oleh pemerintah kabupaten Ende”, kata Alfons.
Alfons menambahkan bahwa program ini dilakukan langsung oleh masyarakat dan dikelola melalui BUMDes dengan dana disiapkan oleh pemerintah Provinsi NTT.
” Sistem yang digunakan adalah bagi hasil 90 persen untuk desa dan 10 persen untuk PAD provinsi. Intinya masyarakat setempat mendapat manfaat dari program ini”, ujar Alfons.
Ketua Komisi II DPRD NTT, Kasimirus Kolo menyampaikan bahwa kawasan Moni khususnya Desa Koanara patut bersyukur kepada pemerintah provinsi karena ditetapkan dalam program tujuh destinasi baru di NTT.
” Kami berharap kehadiran program tersebut membawa rangsangan untuk meningkatkan ekonomi masyakat di sini. Oleh karena itu agar direncanakan dengan baik melalui Badan usaha milik desa (BUMDes), sehingga menjadi penyangga utama kelimutu itu sendiri”, kata politisi NasDem ini menambahkan.
” Kembangkan terus segala keunggulan lokal daerah ini karena keunggulan ini belum tentu dimiliki daerah lain. Desa – desa disini harus kolaborasi dan kerja sama untuk membangun daerah ini menjadi pusat perekonomian wisata yang baru”, pinta Kasimirus.
Kasimirus menambahkan, berbagai kekurangan – kekurangan yang ada akan ditindaklanjuti bersama dengan dinas pariwisata antara lain masalah ketersedian air bersih pada kawasan Moni.
” Segala kekurangan sudah kami rekam. Sekembali ini kami akan panggil dinas pariwisata untuk kita diskusikan lebih lanjut terkait tujuh destinasi ini. Bangunan, alam boleh bagus dan menarik namun jika air tidak ada, oleh wisatawan jelas tidak akan datang”, kata anggota DPRD NTT dua periode ini menjelaskan.
Untuk di ketahui, komisi II akan melanjutkan pemantauan ke Wae Kelambu guna memantau pembibitan ikan kerapu dan instalasi di Boawae.
Hadir pada kesempatan tersebut antara lain anggota DPRD Thomas Tiba, Patrianus Lali Wolo, Cornelis Feoh, Johanis Lakapu, Obet Naitboho, Reni Marlina Un, Dominikus A. r
Rangga Kaka, Moh. S. Puarake, Bernadus Taek, Camat Kelimutu beserta jajaran, staf Bidang Lingkungan Hidup.
Untuk diketahui tujuh destinasi wisata baru di NTT yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi NTT, yakni kawasan Moni (Kabupaten Ende), Praimadita (Sumba Timur) Lamalera (Lembata), Diliman (Kupang), Fatumnasi, (Timor Tengah Selatan), Mulut Seribu, (Rote Ndao), dan kawasan Moru (Alor) (L. Ng. Mbuhang/Humas Sekwan DPRD NTT).