TRENGGALEK, beritalima.com
Melaksanakan tugas dan fungsi melekatnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Trenggalek melalui Komisi III menggelar inspeksi mendadak (sidak) pada pekerjaan perawatan berkala jalan di ruas Ngampon-Bendorejo. Proyek yang menelan biaya hingga 12,7 miliar rupiah tersebut, dinilai oleh banyak pihak sarat akan dugaan kesalahan.
Menggunakan sumber anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2020, lelang dimenangkan oleh PT. Sarana Multi Usaha sebagai pihak penyedia jasa dengan tenggat waktu pengerjaan sekitar 4 bulan. Dimulai tanggal 27 Agustus hingga 21 Desember 2020, dengan panjang jalan yang diperbaiki 6 KM, lebar 6 M dan kedalaman kerukan 70 CM.
Akan tetapi, pekerjaan yang diharapkan bisa sesuai dengan ekspektasi masyarakat ini ternyata dalam kenyataannya justru sangat mengecewakan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya kerusakan pada sejumlah titik disepanjang jalan dimaksud (ruas Ngampon-Bendorejo).
Ketua Komisi III, DPRD Trenggalek, Sukarodin dikonfirmasi disela-sela sidak kepada beritalima.com mengatakan jika sebagaimana hasil peninjauannya tadi dilapangan memang terlihat banyak sekali kerusakan. Bahkan disejumlah titik ada jalan yang amblas dan aspal tidak bisa menyatu dengan lapisan dasarnya, ketebalannya pun juga tidak merata.
“Setelah kita melihat kondisi, tadi sama-sama bisa dilihat, ketebalan aspal rata-rata hanya antara satu setengah hingga dua centimeter (cm),” sebutnya, Senin (18/1/2021) pagi.
Kemudian, lanjut Sukarodin, ada lagi temuan pada bagian jalan yang terkelupas lapisan aspalnya. Beberapa meter persegi terlihat, aspal terpisah dengan pelapis bawah yakni antara lapis pondasi (base course) dengan lapis permukaan (surface course).
“Antara predictor (pelapisan dasar) dengan lapisan hotmix nya memang tidak menyatu, ini masalahnya apa? apakah memang suhunya yang kurang panas ataukah kebersihannya yang kurang sehingga tidak bisa menyatu,” imbuhnya.
Ditambahkan Politisi PKB itu, dari hasil temuannya tadi dilapangan bersama tim, Komisi III memastikan untuk sesegera mungkin menindaklanjuti dengan memanggil OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait. Pihaknya harus melakukan klarifikasi,” Baik itu mengenai spek teknis, perencanaan serta proses pengerjaannya,” tandas Sukarodin.
Karena menurut hematnya, dalam konteks permasalahan proyek perawatan berkala jalan Ngampon-Bendorejo ini ada dua hal yang perlu dicermati. Yaitu pada bagian perencanaan ataukah pelaksanaannya. Sedangkan saat disinggung mengenai kemungkinan untuk melakukan uji laboratorium, Sukarodin belum bisa memastikan. Pasalnya, akan mengkonfirmasi pihak pengguna anggaran dahulu.
“Minggu ini akan kita cek lagi dan rencananya minggu depan akan kita evaluasi bersama dengan OPD yang bersangkutan,” pungkasnya. (her)