Jakarta, beritalima.com| – Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempercepat pengiriman tenaga kesehatan (nakes) ke lokasi-lokasi pengungsian korban banjir di sejumlah wilayah Sumatra (Aceh, Sumut dan Sumbar).
Ia menilai kehadiran nakes menjadi kebutuhan mendesak di tengah kondisi pengungsian yang rentan terhadap penyebaran penyakit.
“Banjir bukan hanya soal kehilangan tempat tinggal, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Kemenkes harus bergerak cepat memastikan tenaga kesehatan tersedia dan siaga di seluruh titik pengungsian,” kata Arzeti dalam keterangannya (14/12).
Menurut Arzeti, laporan dari lapangan menunjukkan masih terbatasnya layanan kesehatan di beberapa pos pengungsian, sementara jumlah pengungsi terus bertambah. Kondisi tersebut berpotensi memicu meningkatnya kasus penyakit menular, gangguan pernapasan, diare, hingga penyakit kulit, terutama pada anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu menegaskan, respons kesehatan dalam situasi bencana tidak boleh lamban dan terpusat hanya pada pendataan. Ia mendorong Kemenkes berkoordinasi lebih intensif dengan pemerintah daerah, TNI-Polri, serta relawan medis agar distribusi tenaga kesehatan dan logistik medis berjalan merata.
“Jangan sampai ada pengungsi yang sakit tapi tidak tertangani hanya karena tenaga medis belum sampai. Negara harus hadir secara nyata, bukan sekadar melalui laporan administratif,” tambahnya.
Selain nakes, Arzeti menekankan pentingnya penyediaan obat-obatan, alat kesehatan dasar, serta layanan kesehatan keliling di daerah sulit dijangkau akibat akses terputus. Ia meminta Kemenkes melakukan pemetaan cepat terhadap wilayah paling terdampak untuk menentukan prioritas penanganan.
Komisi IX DPR RI, lanjut Arzeti, akan terus melakukan pengawasan terhadap langkah-langkah Kemenkes dalam penanganan dampak kesehatan pascabanjir di Sumatra. Ia berharap percepatan pengiriman nakes dapat mencegah terjadinya krisis kesehatan lanjutan di tengah situasi bencana yang masih berlangsung.
Jurnalis: rendy/abri








