JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior Partai Golkar yang duduk di Komisi XI DPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa mengisi Ramadhan 1442 Hijriah dengan melakukan safari sebagai sarana komunikasi politik.
Memang pada masa pandemi virus Corona (Covid-19), komunikasi lebih banyak dilakukan secara virtual. Namun, kendalanya sering sinyal tidak sempurna, sehingga komunikasi tidak maksimal.
“Karena itu, komunikasi langsung tetap dibutuhkan, apakah dengan cara buka bersama, kunjungan ke pesantren, rumah jompo dan sebagainya. Jadi Safari Ramadhan sudah menjadi kegiatan rutin saya setiap tahunnya,” kata Agun yang sudah enam kali dipercaya selaku wakil rakyat di DPR RI.
Agun memaknai kegiatan safari Ramadhan sebuah momentum cukup baik kalau kita memposisikan politik itu sebuah ibadah. “Sesungguhnya buat saya, ketika sudah cukup banyak waktu yang berlangsung selama ini Partai Golkar jarang melakukan Safari Ramadhan oleh Pusat. Tetapi saya melihat kader-kader Partai Golkar di tingkat bawah kegiatan Safari Ramadhan masih berjalan, termasuk saya juga terus melakukan itu,” kata Agun.
Terkait kegiatan di domisili walau tak ada Ramadhan, Agun di Rumah Cuklik, kawasan Bogor, setiap Selasa malam selalu mengadakan kegiatan pengajian buat warga sekitar. Dan, di luar itu, anak-anak setelah shalat ashar belajar mengaji di Rumah Cuklik. Mereka shalat Magrib dan Isya berjamaah serta makan malam bersama. Memang kegiatan Ramadhan ini sudah rutin yakni buka puasa dan shalat Isya dan Taraweh bersama.”
Kalau di Dapil, lanjut Agun, sudah komunikasi dengan pimpinan Partai Golkar di Dapil sudah diagendakan secara berkeliling, melakukan paling tidak buka puasa dan Shalat Taraweh bersama.
“Buat kami program-program itu sudah berjalan dengan prinsip kami ‘Tiada Hari Tanpa Kegiatan’. Yang sudah berjalan selama ini otomatis tetap berjalan. Terkait dengan kegiatan Ramadhan, kegiatannya lah yang kami sesuaikan. Jadi, kegiatan Ramadhan itu misalnya sebelum buka puasa bersama mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes), Rumah Yatim Piatu atau Panti Jompo yang memang membutuhkan uluran kita untuk berbagi kebahagian pada bulan Ramadhan,” kata Agun.
Dibandingkan dengan kegiatan lain biasanya kita bertemu dengan pelaku usaha kecil, UMKM dan anak-anak sekolah. Tapi, untuk bulan Ramadhan kali ini lebih difokuskan kepada mereka-mereka yang memang butuh perhatian dalam menjalankan ibadah Ramadhan supaya bisa merasakan suasana Ramadhan penuh keikhlasan dalam menjalankan ibadah Ramadhan.
Terkait dengan kondisi pandemi Covid-19, jelas Agun, ada kreteria-kreteria. Seperti saya bila mau ke Dapil menemui konstituen harus melakukan swab antigen dan memang itu sudah fasiitasi negara. Selama kegiatan di Dapil, kami melaporkan kegiatan kepada Satgas Covid-19 setempat. “Kami juga terapkan ptotokol kesehatan secara ketat. Alhamdulliah, selama ini berjalan baik,” kata Agun.
Menyangkut ketentuan tidak boleh mudik, itu kan dilakukan secara massal. Tetapi di sana juga ada protokol dengan berbagai persyaratan. Sepanjang persyaratan itu bisa dipenuhi tentu tidak ada persoalan. “Kan tidak mungkin juga dalam kondisi sakit, kita melakukan mudik.”
Terkait dengan komunikasi virtual, Agun mengatakan, semua kegiatan bisa dilakukan secara virtual seperti kegiatan-kegiatan partai di daerah dilakukan sevara virtual.
“Jadi, tiada hari tanpa aktivitas itu tetap bisa dijalankan. Ini jauh lebih efesien dari pada harus hadir secara fisik. Ini memang sebuah perubahan peradaban yang ke depan gaya komunikasi, literasi, edukasi sudah dengan menerapkan fasilitas google,” kata Agun.
Terkait dengan komunikasi daring, Agun meminta generasi millenial diharapkan kaum-kaum muda betul bisa menangkap dan melihat perubahan dengan pemanfaatan teknologi. “Ke depan sosialisasi fisik mungkin sudah berkurang. Anak muda sudah harus berfikir ke sana,” kata Agun.
Kepada generasi muda, Agun mengatakan, hidup dan bahagia itu tidak harus jadi pejabat, jadi anggota dewan, jadi bupati dan sebagainya tetapi jadilah manusia merdeka. “Manusia merdeka itu ketika anda bisa menangkap, melihat peluang untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan kehadiran teknologi,” demikian Agun Gunandjar Sudarsa. (akhir)