ASMAT, beritalima.com – Potret kesehatan di wilayah Kabupaten Asmat Provinsi Papua terbilang sangat memprihatinkan, mulai dari adanya penyakit Kusta, Felariasis (Kaki Gajah), wabah Diare dan penyakit lain terbilang sangat memprihatinkan.
Wiliem Bobi dalam bukunya yang berjudul “Dukun Asmat” mengupas kondisi kesehatan warga di wilayah kabupaten tersebut. Wiliam merujuk kasus warga Kampung Mumugu 1 Kabupaten Asmat yang identik dengan kampung Kusta, hingga seakan ada isolasi untuk warga dikampung tersebut akibat penyakit yang menular tersebut.
“Miris kondisi warga disana, memang ada pelayanan kesehatan di sana, tenaga kesehatan juga beberapa waktu laalu juga didatangkan dri NTT kesana,termasuk rumah – rumah yang dibangun oleh dinas sosial, hanya kendalanya karena wilayah yang sulit dijangkau, dengan transportasi yang cukup sulit hingga kondisi warga dengan penyakit tersebut juga masih ada, dan saya mencurigai jumlah penderita terus bertambah,” ujar Wiliam kepada awak media di Jayapura, Kamis (20/7/2017).
Atas hal itu, warga yang sudah pada dasarnya menggunakan pegobatan tradisional akhirnya kembali lagi ke cara- cara tradisioanal, yang diyakini oleh masyarakat setempat mampu menyembuhkan berbagai penakit yang diderita warga.
“Tak kala harapan masyarakat untuk penyembuhan penyakit kepada tenaga kesehatan tak kunjung membaik,maka warga kembali dengan pola penyembuhan tradisional,”katanya.
Pengobatan tradisional warga setempat, kata Wiliam, menggunakan ramu-ramuan berupa daun dan biji-bijian tanaman. Lainnya adalah ritual khusus yang dilakukan warga dengan memukul tifa (alat musik menyerupai gendang) dengan disertai nyanyian semacam nyanyian rohani.
“Masyarakat setempat saat ritual tabuh tifa itu sambil menyebut –nyebut Dember Yipit (Dukun laki-laki), atau jika pasiennya perempuan maka akan memanggil Dember Cuwut (Dukun perempuan). Mereka berharap dengan menyebut itu, akan datang penyembuih yang kemudian bisa menyembuhkan penyakit –penyakit yang diderita pasien. Ini semacam mantra yang dipercaya mampu menyembuhkan segala macam penyakit, yang juga disertai dengan pemberian ramuan tradisional,”katanya.
Sama halnya dengan penyakit kaki galah (Velariasis). Penyakit ini juga menyebar di wilayah kabupaten Asmat. Wilayah ini juga disebut-sebut indemik penyebaran felariasis. Kondisi tropis dan lembab, dengan pola hidup yang kurang sehat , membuat penyebaran penyakit ini cukup mudah mewabah kepada warga setempat.
“saya pribadi berharap, dengan buku ini, nantinya pemerintah daerah dalam hal ini dinas kesehatan Kabupaten Asmat dan Provinsi Papua lebih mengintensifkan lagi dalam hal pelayanan kesehatan di wilayah itu,”harapnya.
“Memang di daerah itu sudah ada pelayanan kesehatan, dari pemerintah dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat,red), namun harus diintensifkan lagi, supaya warga disana benar – benar bisa terbebas dari penyakit dan wabah tersebut,”sambuangnya.
Buku yang berjudul “Dukun Asmat” menyajikan kondisi real mirisnya kehidupan warga di wilayah pedalaman Papua, terkhusus di Kampung Mumugu 1 Kabupaten Asmat Papua. Penulis yang merupakan mantan wartawan di kabupaten setempat melihat pelayanan kesehatan diwilayah yang harusnya memperoleh pelayanan maksimal dinilai sangat kurang. (Ed/Papua)
Caption foto : Wiliam Bobi saat menunjukkan buku berjudul ‘Dukun Asmat”.