Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Dr. H. Akhmad Sukardi MM menyatakan sepakat dengan Mitra Praja Utama (MPU) bahwa konektivitas menjadi indikator bagi kemajuan di daerah.
Hal tersebut disampaikannya seusai menghadiri pembukaan Rapat Kerja Gubernur FKD-MPU ke XVI bertema ‘Pengembangan Program Konektivitas Tourism, Trade and Investmen (TTI), pangan dan penanganan inflasi guna memperkuat kerjasama MPU dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat’ di Hotel Gumaya Tower, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (29/9).
Ia mengatakan, Jatim mendukung penuh tema yang di gaungkan bersama oleh seluruh anggota MPU. Menurutnya saat ini Jatim telah berbuat banyak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di setiap daerah yang ada di kabupaten/kota.
Bahkan, Jatim juga sudah menyiapkan sarana dan prasarana terkait bidang investasi, penanganan inflasi hingga sektor kepariwisataan. “Untuk penanganan inflasi, Jatim juga memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),” ujarnya.
Jatim juga telah menggagas sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok di Jatim melalui website www.siskaperbapo.com dan layanan SMS request. Ini dilakukan untuk memantau perkembangan harga bahan pokok pada 130 pasar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.
“Inovasi yang dilakukan ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi diantaranya seperti pemberian subsidi ongkos angkut pada empat bahan pokok strategis seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu. Tujuannya untuk memotong rantai distribusi,” ungkapnya.
Sementara terkait investasi di Jatim, Sukardi menjelaskan, Jatim telah memiliki kawasan industri yang menjadi modal utama untuk ditawarkan kepada investor. “Kita memiliki banyak kawasan industri SIER dan PIER. Nanti juga kita tawarkan di Ngoro Kab. Jombang hingga Lamongan,” imbuhnya.
Di sektor pariwisata, Jatim terus memasarkan produk wisata alam hingga religi. Wisata alam dan religi yang ada bisa menjadi tulang punggung masuknya wisatawan manca negara maupun dalam negeri.
“Kita memiliki wisata alam yang sangat menakjubkan seperti Gunung Bromo, Ijen hingga Pantai Selatan. Jatim juga memiliki wisata religi yang potensi ekonomi kerakyatannya cukup tinggi. Salah satunya, makam wali-wali Allah, yang potensinya jika dikembangkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Kesemuanya itu akan dapat ditingkatkan kesejahteraan masyarakat jika konektifitas antar wilayah bisa terjalin dengan baik,” tegasnya.
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menegaskan, kunci dalam mengatasi inflasi dengan memperkuat konektivitas antar wilayah dan daerah. Konektivitas dan pembangunan infrastruktur menjadi skala prioritas pemerintah dalam meningkatkan kemajuan daerah. Konektivitas dapat digunakan sebagai dasar dalam mengukur dan mengetahui segala ketimpangan dan kemiskinan di daerah.
Mendagri meminta, suatu daerah memfokuskan pada tata ruang wilayah, peluang investasi dan pembangunan ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden dimana gubernur, bupati dan walikota berperan sebagai ujung tombak dalam mendorong semua sektor serta berkomitmen melaksanakan pembangunan. “Jika ketiga hal ini dapat berjalan dan ditunjang dengan konektivitas yang baik dapat medorong pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, tantangan Indonesia ke depan adalah daulat pangan dan ketersediaan tata ruang. Dunia internasional saat ini terdapat isue pangan yang sangat luar biasa. Maka kebutuhan menjadi permasalahan serius untuk bersama sama difikirkan dalam forum MPU.
Sedangkan terkait sektor pariwisata, Ganjar mengajak setiap daerah untuk saling bersinergi bersama provinsi lain yang sudah menjadikan daerahnya maju pada bidang sektor pariwisata. Sementara untuk pelayanan publik, Ganjar berharap adanya transparansi sistem yang akuntabel sehingga masyarakat dapat bersama-sama mengevaluasi kinerja pemerintah. (**)