Konferensi Wartawan se-Dunia di Seoul Bahas Covid 19  

  • Whatsapp

SEOUL, beritalima.com | beritalimacom| Konferensi Wartawan se-Dunia (World Journalists Conference/WJC) 2021 di Korea berlangsung dua hari,  Senin -Selasa (19-20/4/2021) dengan diikuti oleh 60 wartawan dari 50 negara, termasuk seorang delegasi dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang mengusulkan pentingnya rapat perencanaan liputan yang menyeluruh dan perlunya road map dalam mensosialisasikan penanganan covid-19.

Perdana Menteri Republik Korea Chung Sye-Kun dalam sambutanya di acara pembukaan hari Senin (19/4) sore mengatakan, dunia sudah mengetahui dengan baik dampak pandemi Covid-19 yang membawa perubahan besar di seluruh dunia, dengan jalan yang menyakitkan. Perubahan berlangsung cepat dan meluas. Dalam situasi seperti itu, media dibutuhkan untuk memberi penerangan melalui informasi yang benar. 

“Kewajiban kita dalam konferensi ini untuk bekerja sama dan koordinasi informasi dalam persiapan setelah masa Covid-19 berakhir. Bagaimana pun keberadaan kita di kampung global ini telah mengajarkan bahwa penanggulangan pencegahan penularan virus yang dilakukan oleh satu negara tidak lah cukup untuk mengakhiri penyebarannya.” Kata Presiden Asosiasi Jurnalis Korea (JAK), Kim Dong Hoon dalam konferensi yang diselenggarakan secara online dan dikendalikan dari Pusat Pers Korea di International Convention Hall, Seoul.

Kim Dong Hoon berharap para pembicara dan peserta yang hadir dapat berbagi konten diskusi selama konferensi ini berlangsung, dan menyebarkan kepada masyarakat di negara masing-masing.

“Walaupun kita berada dalam situasi yang sulit karena pandemi Covid-19, kami minta Anda memberi pendapat dan rekomendasi secara aktif pada konferensi ini, sehingga kita bisa mewujudkan mimpi kita pada kemanusiaan,” kata Kim Dong Hoon.

Dalam konferensi sesi pertama yang dipandu oleh moderator Min-ho Jung, Kepala Departemen Hubungan Internasional Asosiasi Jurnalis Korea yang juga Editor Konten Digital pada Korea Times, mengetengahkan tema The Prospect of Post Covid Era and the Role of the Journalism.

Dalam kesempatan sesi pertama pembicara delegasi  Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Mohammad Nasir menyampaikan presentasinya berjudul Indonesian Press Road Map Against Covid-19.

“Siapa bilang pers tidak punya peran dalam menanggulangi pandemi virus corona (Covid-19)? Media pers sebagai pilar demokrasi keempat memang tidak punya peralatan medis, masker, pelindung diri, dan vaksin Covid yang sangat dibutuhkan masyarakat, akan tetapi pers punya peran mensosialisasikan semua rangkaian program penanganan pandemic covid-19 sampai tuntas,” kata Nasir mengawali presentasinya.

Menurut Nasir yang juga Direktur Kesejahteraan dan Pengabdian Masyarakat PWI Pusat, di masa Pandemi Covid-19 Pers mengarahkan perencanaan liputan sesuai peta perjalanan (road map) menuju pos terakhir penanganan covid-19.

Pers harus mempunyai perencanaan liputan yang baik dan komprehensif sampai pasca corona, dan kemudian merealisasikan melalui pemberitaan-pemberitaan dengan informasi yang benar, membuat visual yang jelas dan tidak multi tafsir, serta menyajikan statistik yang terus berubah setiap hari.

“Tanpa perencanaan yang baik, pers akan kehilangan arah, kehilangan strategi dalam menanggulangi penanganan virus corona-19. Karena itu, pers harus menetapkan road map melawan covid supaya seiring dan sejalan dengan upaya penanganan pemutusan mata rantai penularan Covid-19 yang dilakukan Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan semua pihak yang terlibat,” tutur Nasir, wartawan Harian Kompas (1989-2018).
               
Di ujung road map sampai tahun ini, yaitu April- Desember 2021, media pers terus mengawal pelaksanaan vaksinasi Copvid-19 hingga mencapai pelayanan seluruh penduduk Indonesia. Sementara itu pers juga mulai mengkondisikan suasana normal.

Nasir berpendapat pemberitaan pers seharusnya mulai diarahkan pada seluruh kegiatan ekonomi, seperti wisata, kuliner, pasar, industri, eksport-import, dan kesibukan di airport, serta kegiatan perkotaan.

“Pemberitaan ini bertujuan mengisi bacaan masyarakat supaya pikiran mereka beralih pada kondisi normal setelah corona-19 mulai menghilang. Melalui pemberitaan yang positif pada gilirannya diharapkan pertumbuhan ekonomi akan pulih seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19. Inilah peran pers Indonesia dalam keikutsertaan memulihkan keterpurukan kehidupan setelah pandemic Covid-19,” tutur Nasir.

Tahapan-tahapan pemberitaan Covid-19 sesuai road map yang dibuat pers Indonesia, sebenarnya sudah dilakukan ketika virus ganas tersebut mulai mewabah pada Januari 2020.

Bulan Januari 2020 misalnya telah menjadi awal road map media pers dalam mengawal penanganan pandemi Covid-19. Bentangan road map itu jelas, mulai Januari 2020, ketika wabah virus corona (covid-19) menyebar dari Wuhan, China.

Diperkirakan hampir semua redaksi media pers berbagai platform, mulai cetak, siber, televisi dan radio di seluruh dunia melakukan rapat perencanaan lengkap untuk menyikapi informasi Covid-19 yang mulai menyebar dari Wuhan.

“Ini terlihat dari siaran radio seluruh dunia yang kami pantau lewat Radio Garden (internet) memberitakan Covid-19. Begitu pula televisi, media cetak, dan media siber, tidak ada yang ketinggalan memberitakan Covid-19 dengan berbagai sudut pandang,” kata Nasir yang kemudian menunjukkan peta perjalanan pers dalam keikutsertaan melawan Covid-19, mulai  Februari 2020 sampai Maret, dan bulan-bulan berikutnya sampai Desember 2021. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait