Sumenep, BeritaLima – Pegiat agraria Madura adakan Kongres Petani dan Santri 23/12 di Aula Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin, Kec. Gapura – Kab. Sumenep.
Kongres Petani dan Santri itu dilaksanakan dua hari sejak tanggal 22-23 Desember dengan bantuan dana swadaya masyarakat.
Ketua panitia Dadang dalam sambutannya mengatakan “Kongres ini dilaksanakan murni dari sumbangan dana dan bantuan masyarakat sekitar, mulai dari konsumsi dan snack peserta hingga dana semua akomodasi acara ini” ujarnya.
Sedang menurut kyai Dardiri, tujuan Kongres ini untuk mengakomodir masyarakat petani dalam suatu wadah sebagai sarana belajar bersama dalam merespon persoalan-persoalan agraria.
“Tujuan besar kongres ini sebenarnya memiliki i’tikad untuk bagaimana mendorong para petani agar mampu melakukan pengorganisasian diri melalui wadah yang dihasilkan petani sendiri dalam menjawab persoalan-persoalan Agraria” Papar Kyai yang merupakan putra pendiri PP Nasy’atul Mut’allimin ini pada beritalima.com.
Kongres yang mengusung tema “Islam, Pesantren dan Kedaulatan Petani di Madura” ini menghasilkan beberapa point rekomendasi kepada Pemerintah Daerah, PCNU dan petani agar lebih serius memperhatikan masalah-masalah agraria demi masa depan petani yang berdaulat.
“Rekomendasi ini mempunyai spirit agar bisa mendorong semua pihak untuk lebih serius memperhatikan persoalan-persoalan agraria agar kedepannya petani lebih berdaulat” imbuh Kiyai muda pegiat agraria itu kepada beritalima.com.
Kongres ini diikuti oleh puluhan peserta dari kalangan Santri dan Petani di pulau Madura serta beberapa orang yang datang dari Jombang dan Surabaya. (IK).