SURABAYA, Beritalima.com-
Berkompetisi merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan diri. Hal itu pula yang dilakukan kontingen IPSI Unair dalam meraih juara di Kejuaraan Pencak Silat Jakarta National Championship 2.
Dalam kompetisi tersebut, kontingen IPSI Unair berhasil meraih posisi akhir sebagai juara umum 1 kategori dewasa. Adapun perolehan medali yang mereka dapat yaitu, 11 medali emas, 17 medali perak, dan 31 medali perunggu.
Hal itu diwujudkan oleh kerja keras sebanyak 59 atlet yang berasal dari berbagai UKM Pencak Silat. Di antaranya, UKM Persaudaraan Setia Hati Terate, UKM Pagar Nusa, UKM Perisai Diri, dan UKM Merpati Putih.
Kejuaraan itu diselenggarakan pada (11 – 12 Mei 2024) di Jakarta Timur, tepatnya di Padepokan Pencak Silat TMII. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Perkumpulan Atlet Pelatih Olahraga Indonesia (PAPORI) yang bekerja sama dengan dan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (KEMENPORA-RI) serta didukung Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB-IPSI). Dalam pelaksanaanya, kurang lebih 1900 atlet dari seluruh Indonesia bertanding dalam kejuaraan ini.
Persiapan yang Matang dari Jauh-jauh Hari
Pada dasarnya, atlet yang berada dalam naungan IPSI Unair berasal dari UKM pencak silat yang berbeda.
“Untuk persiapan mengikuti kejuaraan ini masing-masing UKM telah mempersiapkan latihan internal untuk persiapan para atletnya. Tetapi 2 minggu sebelum pertandingan kita dikumpulkan bersama untuk latihan gabungan IPSI UNAIR,” papar Muhamad Rigel Yoga Pratama sebagai salah satu atlet yang bertanding.
Latihan bersama itu bertujuan untuk menyatukan masing-masing atlet yang berasal dari UKM pencak silat yang berbeda.
“Agar tidak ada rasa perbedaan di antara kita. Kita juga sudah membawa nama yaitu Universitas Airlangga. Maka dari itu, kita harus menghilangkan ego masing-masing dan menguatkan komitmen untuk bersatu demi membawa nama Universitas Airlangga di kancah nasional dalam dunia persilatan,” tutur Yoga.
Pengalaman Berharga Selama Pertandingan
Bagi Yoga, ada banyak pengalaman berharga selama bertanding hingga dapat meraih gelar sebagai juara umum. Menurutnya, adanya perbedaan pendapat di tiap orang yang terlibat dalam kontingen membawa pelajaran tersendiri baginya. Walaupun itu sebagai salah satu tantangan, namun akhirnya tantangan ini berhasil ditaklukan.
“Memang tidak mudah menyatukan banyak kepala, tapi dengan komitmen, keikhlasan, dan satu tujuan yaitu membawa pulang gelar juara umum, hal itu dapat terlaksana dengan baik. Selama berproses kemarin kami hanya melihat satu sama lain sebagai rekan seperjuangan yang memiliki satu tujuan yang sama,” pungkas Yoga.(Yul)