Koramil 07/KS Bersama PPWI Media Grup Aceh Selatan Bersinergi Nobar Film G 30 S/PKI

  • Whatsapp

ACEH SELATAN, Beritalima.com – Menjelang 30 September 2017 mendatang, pemutaran film pemberontakan G 30 S/PKI kembali didengungkan, bahkan akan diadakan di seluruh nusantara hingga pelosok.

Namun ide pemutaran film tersebut yang dicetuskan Panglima TNI menjadi polemik dan kontroversial bagi mereka yang berafiliasi dengan PKI. Mereka merasa bahwa PKI tidak melakukan pemberontakan, mereka menganggap PKI merupakan korban politik yang digunakan Soeharto pada masa itu.

Rencana PKI gaya baru yang mulai menunjukkan eksistensi telah muncul ke permukaan. Berbagai cara telah berhasil dilakukan dengan masuk ke segala lini, melakukan fitnah dan adu domba serta berusaha membalikkan fakta sejarah. Artinya faham komunis masih hidup dan bergentayangan seperti hantu dengan ancaman akan merubah ideologi Pancasila yang berketuhanan Yang Maha Esa dengan faham tidak bertuhan. Tidak menutup kemungkinan akan mengulang kembali sejarah kelam pengkhianatan terhadap NKRI.

Untuk itu, TNI sebagai tonggak keutuhan dan kedaulatan bangsa, dalam hal ini Kodim 0107 Aceh Selatan melalui Koramil 07/KS bersama Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Aceh Selatan yang nasionalis bersinergi melakukan upaya pencerdasan terhadap masyarakat dan generasi muda dengan menyelenggarakan pemutaran Film G 30 S/PKI di Desa Kapeh, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan, Senin (25/09/2017).

Turut hadir dalam acara Nobar Film G 30 S/PKI, Dandim 0107/Aceh Selatan Letkol Kav Hary Mulyanto beserta istri Ny. Hary Mulyanto, Babinsa Koramil 07/Kluet Selatan Serka Isradi dan Kopda Mukhlis, Ketua DPC PPWI Aceh Selatan Masrida, ST, Pimred media online Aceh Selatan News (ASN) Ihsan Yunadi, S.Kom, Korlip ASN Junaisir, S.Pd beserta Kru ASN, Keuchik Gampong Kapeh Safriman beserta perangkat desa dan sebanyak kurang lebih 500 orang masyarakat.

Sinergitas Kodim Aceh Selatan dengan PPWI Asel dalam menyelenggarakan nobar mendapat respon luar biasa dari masyarakat. Terlihat animo masyarakat yang begitu tinggi, antusiasnya pengunjung hingga memadati lapangan bola voli Desa Kapeh.

Sebelum acara pemutaran Film G 30 S/PKI dimulai, Ketua DPC PPWI Asel Masrida, ST, yang juga merupakan anggota DPRK dari Fraksi PKPI memberikan sambutan hangat kepada Dandim Aceh Selatan yang telah berkenan hadir untuk memberikan pembelajaran berharga bagi generasi muda dan masyarakat.

“Terimakasih komandan sudah hadir untuk nonton bareng masyarakat, kita bersama-sama memberikan pemahaman kepada generasi muda dan masyarakat akan sejarah kelam yang pernah dialami bangsa kita,” ucap Masrida dalam kata sambutannya.

Begitu juga kepada masyarakat, lanjut Masrida, yang sudah bersusah payah datang ke sini, ini adalah bukti bahwa masyarakat Kluet Selatan masih sangat nasionalis dan sudah lama tersimpan di hati keinginan diputarkannya kembali film PKI.

Selanjutnya, Dandim Aceh Selatan Letkol Kav Hary Mulyanto dalam kata sambutannya menyampaikan garis besar tentang gambaran sejarah kelam bangsa Indonesia yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri gerakan 30 September atau G 30 S/PKI.

“Pemutaran film ini sebagai gambaran untuk mengingat kembali bahwa negara kita indonesia pernah mengalami masa kelam yang sangat menyakitkan yaitu pengkhianatan PKI terhadap Pancasila dan negara,” terang Dandim.

Dihadapan ratusan masyarakat yang memadati lokasi hingga tumpah ruah ke jalan-jalan, Dandim mengungkapkan beberapa ciri-ciri PKI atau faham komunisme bangkit lagi di negara Indonesia.

“Kita meluruskan fakta sejarah dan memberikan pelajaran bagi generasi muda yang belum pernah mendapatkan pelajaran di sekolah. Ciri mereka itu tidak mengenal Tuhan, buktinya ada upaya penghapusan kolom agama di KTP, menebar fitnah, menghasut dan banyak lagi,” jelas Dandim.

Oleh karena itu, sambung Dandim, mari kita tonton Film Pengkhianatan G 30 S/PKI hingga selesai agar bisa diambil hikmah dan makna yang ada dalam cuplikan.

“Didalam film ada gambarannya mereka menghasut rakyat dan memfitnah dengan menyebut ‘Dewan Jenderal’ akan melakukan kudeta terhadap presiden. Padahal itu fitnah mereka hingga terjadilah pembunuhan jenderal, ulama dan pembantaian santri, mari kita tonton bersama,” tutup Dandim.

Sementara Keuchik Kapeh Safriman yang duduk disamping Dandim pada saat Nobar mengatakan sangat berterimakasih atas pemutaran film PKI dan masyarakat terbilang sangat banyak. Akan tetapi durasi filmnya sangat singkat.

“Masyarakat menginginkan pemutaran Film G 30 S/PKI jangan dipotong, mereka mau yang aslinya, walaupun panjang dan lama tapi puas,” ungkap Keuchik 1Gampong Kapeh mewakili masyarakat usai nobar.[Ar]

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *