LUMAJANG,beritalima.com- Oknum ASN jadi makelar PNS merekrut korban untuk masuk menjadi PNS, korban dimintai uang sampai ratusan juta rupiah. Anehnya sampai sekarang korban belum mendapatkan panggilan. Bahkan ada korban yang mengundurkan diri dan meminta uangnya dikembalikan, (15/06/2020).
Oknum ASN aktif diduga melakukan penipuan dengan cara membantu memasukkan korbannya menjadi PNS, namun banyak kejanggalan dalam prosesnya. Tidak ada melalui tes, harusnya ada tahapan-tahapan yang dilalui. Untuk pengumuman selalu mundur tidak ada kepastian kalau korban menanyakan. Kalau tidak ada menjalani suatu tes, berarti kan sudah menyalahi prosedur,
Dikatakan keluarga korban saat dikonfirmasi awak media, bahwa prosesnya tidak melalui tes dan menyalahi prosedur. “Harusnya proses semuanya kan harus melalui pusat, yang bersangkutan kan ASN juga, kebetulan dia bertugas di rumah sakit umum sini, jadi korban semua hanya percaya pada yang bersangkutan (oknum ASN) termasuk keluarga saya. Awalnya ada sebelas orang kok, berhubung gak ada kejelasannya akhirnya yang dua orang mengundurkan diri dan meminta kembali uangnya”, terangnya.
“Yang mengundurkan diri dua orang itu orang Pasuruan, yang namanya perekrutan ASN bukan magang lho, kalau magang kan yang bertandatangan SKnya kan bupati. Kalau ASN kan tandatangan pusat, dalam hal ini MenPAN, disana itu tidak ada kok bisa turun disini. Apakah memang turun, apakah mengelabuhi semuanya. Korbannya sebelas orang, yang dua orang warga Pasuruan, yang sembilan orang warga Lumajang termasuk keluarga saya sendiri”, jelasnya.
Saat dikonfirmasi awak media, oknum ASN tersebut membenarkan hal tersebut, dirinya cuma mengakui bahwa dirinya hanya sekedar membantu. “Kalau ndhak salah Januari kemarin itu jadwalnya, saya cuma membantu dan mendaftarkan saja, ndhak ikut-ikut saya pak. Yang melalui saya saudara saya sendiri, adik saya yang lainnya ndhak ada. Sekarang masih proses belum pengumuman, kan tinggal tes SKB saja”, terang oknum ASN.
“Lainnya gak ada, mungkin itu memfitnah saya. Yang jelas saya tidak punya ling dengan teman-teman disana, apalagi jaman sekarang mendaftarkan PNS tidak berani. Apalagi saya PNS, dilaporkan saya ya kena. Siapa yang berani model kayak gitu, kan terbuka semua sekarang pak. Umpama saya sekarang tes ya langsung keluar pengumumannya. Semua melalui pendaftaran dan datanya dicek, ndak lengkap ya ikut proses yang berikutnya”, pungkasnya.
Dalam hal ini awak media akan menindaklanjuti dan melakukan investigasi kebenaran pendaftaran tersebut, ada apa tidak ada. (Jwo)