Korupsi Proyek Jalan Pasar Rodi Kasie Pidsus Kejari Serdang Bedagai Kasusnya Masih Dalam Penyelidikan

  • Whatsapp

Serdang Bedagai.

Beritalima-Kejaksaan Negeri Serdang Bedagai, Sumatera Utara,  terus menindaklanjuti kasus proyek yang diduga sarat dengan korupsi, mark up proyek jalan peningkatan badan jalan di Pasar Rodi, Desa Firdaus, Kec.Seirampah, menuju Desa Suka Jadi, Kec.Tanjung Beringin Kab Serdang Bedagai, masih dalam penyelidikan.
Hal ini dikatakan Kejaksaan Negeri Serdang Bedagai melalui Kasie Pidsus, Teddy L.Syahputra, kepada Beritalima, Jumat (19/8) melalui smsnya, mengatakan bahwa kasus proyek jalan pasar rodi yang diduga mark-up indikasi korupsi, masih dalam penyelidikan, kata Teddy.

Masih ingat indikasi korupsi proyek peningkatan jalan Pasar Rodi di Desa Firdaus menuju Desa Suka Jadi, Kec.Tanjung Beringin yang dikerjakan  CV Vidya yang menelan dana 2.158.000,- dari anggaran Diana PU Serdang Bedagai tahun  2015 APBD Serdang Bedagai, kita melihat adanya dugaan korupsi dan proyek tersebut dugaan ini sudah di mark up, sehingga sudah beberapa pelaku sudaah di periksa oleh Kejaksaan Negeri Serdang Bedagai, seperti Kelompok Kerja (POKJA) dari Dinas PU, Kepala Bidang (Kabid) yang bertanggung jawab terhadap proyek itu dan juga pemilik CV Vidya juga sudah di ambil keterangannya Kasie Pidsus dan saat ini kasus itu lagi dilakukan penyelidikan.

Seperti yang diungkapkan Sugito, beberapa hari lalu, Kita minta kepada Kajari Serdang Bedagai, Erwin Panjaitan, beserta Kasi Pidsus.Tedi Lajuardi Syahputra , supaya proyek ini diusut tuntas, karena kita minta Kajari Erwin Panjaitan melihat hasil kerja pemborong peningkatan badan jalan Pasar Rodi di desa Firdaus dan Kajari Serdang Bedagai Erwin Panjaitan SH beserta Kasi Pidsus Teddy Lajuardi, meneliti keadaan proyek tersebut, kata Sugito.

Sugito, menambahkan, adanya terindikasi dugaan korupsi  pengerjaan pengadaan tersebut dilokasi sudah terlihat bahwa pengerjaan sudah ada pengerjaan Lapen (Hotmix) sebelumnya.Dan bisa diduga pengerjaan dasar yaitu lapisan sertu dan lapisan Base Course (Beskos) tidak dilakukan karena sudah ada sebelumnya, dilokasi penemuan ditemukan bahwa Hotmix pada lapisan  atas hanya sekitar  dua cm, sedangkan  menurut RAB (Kontrak)kerjaan tersebut harus empat cm Hotmix dan Lapisan Base Course (Beskos) 10 cm. ungkap Sugito, sehingga dari pengerjaan proyek tersebut sudah sangat jelas mark-up atau indikasi korupsinya sudah jelas ada, ungkap Sugito.(su/si)
beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *