Longsor adalah salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia sepanjang 2016. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan longsor terjadi sebanyak 612 kali pada tahun lalu.
Kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak bukit dan pegunungan memang rawan terjadi longsor, apalagi kini sudah marak penebangan dan pembalakan liar. Sebanyak 274 daerah Kabupaten dan Kota di Indonesia berada di daerah rawan longsor yang tersebar di sepanjang Bukit Barisan di Sumatera, Jawa bagian tengah dan selatan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Pada Juni 2016 misalnya, longsor terjadi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia. Baru-baru ini, pada Sabtu (1/4) terjadi kembali bencana alam longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
Akibat dari peristiwa itu, 2 orang dinyatakan meninggal dan 26 orang masih dalam tahap pencarian. Sedangkan jumlah korban luka berat 1 orang dan luka ringan 19 orang. Sementara rumah yang tertimbun atau rusak mencapai 32 unit.
BNPB mengerahkan 1.655 personel tim SAR gabungan untuk mencari korban tanah longsor tersebut, termasuk prajurit Yonif Para Raider 501 Kostrad di dalamnya. Tim SAR gabungan ini meliputi TNI 200 personel, Polri 160 personel, BPBD 200 personel, Basarnas 45 personel, Tagana 100 personel, SKPD Ponorogo 600 personel dan Relawan 350 personel.
Yonif Para Raider 501 Kostrad mengerahkan 39 orang prajuritnya dibawah pimpinan Letda Inf Kery. Mereka berangkat menuju lokasi bencana alam dengan menggunakan kendaraan 2 Truk NPS serta dilengkapi beberapa perlengkapan yang meliputi Pacul pick 37 buah, Sekop 10 buah, Gergaji 10 buah, Palu 10 buah, Grenda 2 buah dan Cetok 5 buah.
“Kami akan mengerahkan sekuat tenaga dan seluruh kemampuan, serta akan total membantu para korban bencana, termasuk setelah kejadian nantinya”, ungkap Kery.