MADIUN, beritalima.com- Terwujudnya negara yang bersih dari korupsi, memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak terutama yang peduli terhadap pemberantasan korupsi.
Upaya tersebut bisa diwujudkan dalam suatu gerakan yang netral tanpa sangkut paut dengan kepentingan politik serta melibatkan semua lapisan masyarakat sebagai suatu gerakan budaya yang diharapkan anti korupsi dan menjadi bagian budaya bangsa Indonesia.
Sebagai pengingat bahwa di Kota Madiun sudah ada suatu gerakan budaya bersih korupsi, dibangunlah Monumen Gembok Kejujuran sebagai penanda tonggak sejarah dimulainya gerakan budaya Kota Madiun bersih korupsi.
Monumen ini terletak di sisi selatan lapangan Gulun, Kota Madiun, berbentuk rangka menyerupai gembok raksasa, dimana di rangka tersebut masyarakat bisa mencantolkan gembok sungguhan dengan berbagai ukuran, mirip dengan gembok cinta seperti yang ada di Kota Paris ataupun Namsan Tower, di Seoul-Korea.
Namun di Kota Madiun, monumen gembok kejujuran lebih ditekankan bukan pada cinta yang abadi tapi pada keabadian gerakan budaya bersih korupsi.
Deklarasi gerakan budaya Madiun bersih korupsi dan peresmian Monumen Gembok Kejujuran Kota Madiun, berlangsung di lapangan Gulun, Kamis 20 Juli 2017.
Hadir dalam acara yang diprakarsai oleh Jaringan Pekerja Budaya Indonesia bekerjasama dengan LSM Abimantrana Madiun dengan dukungan dari pemerintah kota Madiun ini, yakni sekitar 600 undangan dari unsur PNS, siswa, guru, 200 orang dari berbagai LSM serta undangan dari Forkopimda dan OPD se-Kota Madiun.
Ketua LSM Abimantrana, Herutomo, mengatakan, acara ini bertujuan sebagai sarana pendidikan karakter dan menanamkan budaya kejujuran bagi generasi anak bangsa serta semangat anti korupsi yang bersifat berkelanjutan.
“Gerakan budaya Madiun bersih korupsi, sebagai awal untuk mewujudkan Indonesia bersih korupsi yang mengawali gerakan serupa di daerah/kota lain di Indonesia,” kata Herutomo.
Sementara itu Heri Tjahjono, Ketua Jaringan Pekerja Budaya Indonesia, mengucapkan terimakasih kepada Wakil Walikota Madiun, yang telah memberikan tempat untuk berdirinya monumen gembok kejujuran yang dibangun dengan dana swadaya.
Pria asli Madiun yang lama berkiprah di Jakarta sebagai budayawan dan penulis skenario sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Keluarga Cemara dan acara talkshow Sentilan-Sentilun ini juga menyampaikan bahwa gerakan ini untuk mengaktualkan kembali kejujuran yang telah ada dalam diri pribadi masing-masing.
“Gerakan budaya Indonesia bukan gerakan politik. Namun melengkapi serta mengaktualisasikan yang sudah ada,” kata Heri Tjahjono yang sudah 40 tahun berkecimpung di dunia jurnalistik.
Heri, juga ingin bekerjasama dengan KUA untuk membina pasangan yang rujuk kembali dan mengajak untuk membangun rumah tangga dengan kejujuran.
“Selamat memulai suatu gerakan budaya untuk kejujuran kita semua,” pungkasnya.
Wakil Walikota Madiun, Sugeng Rismiyanto, dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada pekerja budaya yang telah turut dalam pencanangan gerakan budaya Kota Madiun bersih korupsi dan peresmian monumen Gembok Kejujuran ini tidak terkait dengan kasus yang pernah terjadi di Kota Madiun.
“Kejujuran sebuah keniscayaa. Manusia sampai mati dituntut untuk jujur. Ini tidak ada hubungannya dengan kasus di Kota Madiun. Monumen ini substansinya adalah mengajak kejujuran. Oleh karena itu saya izinkan membangun apa saja di Kotd Madiun selama itu untuk kebaikan Indonesia.,” kata H. Sugeng Rismiyanto, yang juga sebagai panandatangan prasasti monumen Gembok Kejujuran.
Selesai penandatanganan prasasti, Direktur Direktorat PJKAKI (Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi) KPK, Dedie A. Rachim, memberikan selamat atas berdirinya monumen Gembok Kejujuran yang pertama di Indonesia.
“Saya mengingatkan untuk mengembangkan nilai-nilai integritas yang terdiri dari sembilan nilai. Yaitu, jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani, adil dan sabar sebagai bonusnya.
Titip kepada guru, dosen, budayawan, untuk memberikan pelajaran anti korupsi. Tahun 2009 kami sudah menemui Kementerian Pendidikan yang ketika itu menterinya masih Pak Nuh. Namun baru beberapa tahun ini terlaksana dan semoga Madiun menjadi pelopor gerakan anti korupsi,” harap Dedie.
Acara diakhiri dengan menguncikan gembok ke monumen oleh Wawali Madiun H. Sugeng Rismiyanto, Ketua DPRD Kota Madiun Istono, Sekda Kota Madiun H. Maidi jajaran Forkopimda, Kepala OPD, dan sejumlah perwakilan undangan dari siswa sekolah, guru dan LSM. (Dinas Kominfo Kota Madiun).
Foto: Dinas Kominfo Kota Madiun.