PADANG — Gagalnya Kota Padang meraih anugrah adipura tahun 2016 ini mengundang banyak komentar, termasuk anggota DPRD kota Padang. Bahkan wakil rakyat dari gedung dewan itu meraasa prihatin dengan kondisi kota Padang saat ini
“Kami dari DPRD merasa sangat prihatin dengan kondisi Kota Padang saat ini. Apa yang kita lihat di lapangan, sungguh memprihatinkan. Banyak sampahberserakan diberbagai tempat, seperti tidak ada yang mengatur,” ujar Amrizal Hadi, Sekretaris Komisi III DPRD kota Padang kepada awak media, Rabu (27/7) .
Menurutnya, tingkat kesadaran masyarakat kota Padang dalam menjaga kebersihan lingkungannya masih kurang. Selain itu, peran SKPD terkait juga masih kurang maksimal. Padahal, jika dinas terkait menyadari, mereka bisa belajar dari daerah lain yang sudah sering menerima Adipura. Amrizal menyebutkan contoh kota Balikpapan yang sudah memperoleh Adipura sebanyak 19 kali.
“Instansi terkait dalam hal ini Dinaas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) kota Padang bisa belajar dari Balikpapan. Kami dari Komisi III DPRD Padang ketika melakukan kunjungan ke daerah tersebut mendapatkan suatu perbandingan yang luar biasa. Disana semua petugas kebersihan memulai aktifitas sejak pukul 02.00 WIB hingga jelang Subuh. Masyarakat tidak akan menemukan petugas kebersihan dan truk sampah beraktifitas di pagi hari dan disiang harinya,” jelas Amrizal.
Di Balikpapan, juga tergambar peran masyarakat yang mendukung kebersihan kota mereka. Tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan, karena disana masyarakatnya sudah di berikan edukasi oleh pemerintahnya.
Sebagai wakil rakyat yang berada pada komisi III yang salah satu mitra kerjanya adalah DKP Padang, pihaknya tentu sangat mendorong kinerja mereka. Komisi III akan mendorong mitra kerja agar dapat melakukan tupoksi mereka secara maksimal untuk Kota Padang”Jika mereka mempunyai kendala misalnya dalam hal peralatan, kami sudah anggarkan mobil kren dan truk. Kemudian DPRD juga sudah menaikan anggaran untuk honor petugas lapangan yang semula hanya Rp 850 ribu, saat ini sudah mencapai Rp 1,5 juta,” tuturnya.
Dari pengamatannya, dan atas hasil perbandingan ke kota lain, Amrizal menilai hal yang perlu dibenahi adalah manajemen di SKPD terkait. Kesungguhan petugas dilapangan dan pimpinannya sangat dibutuhkan. Karena itu, untuk perbaikan kedepan, komisi III akan segera duduk bersama dengan SKPD -SKPD mitra kerja yang berkaitan langsung dengan Adipura ini.
Apalagi, tambahnya, Walikota Padang telah menjadikan kebersihan kota sebagai program unggulan Pemko Padang. “Jadi, kita harus mengevaluasi secara profesional seluruh SKPD terkait dalam perolehan Adipura ini, peran masyarakat juga penting,” ucapnya.
Kepala Dinas Kebersihan Kota Padang, Al Amin ketika dikonfirmasi, menyatakan segera melakukan evaluasi. Dia berprinsip Piala Adipura hanyalah sebuah apresiasi. Yang harus diupayakan pemerintah adalah prosesnya. Selain pemerintah, yang paling berperan adalah masyarakatnya sendiri.
Al Amin menilai ada dua hal penting yang harus dilakukan. Pertama, membuang sampah sesuai aturan. Kedua, membuang sampah pada lokasi yang benar. “ Kita selalu menciptakan kota ini bersih. Namun Padang juga butuh partisipasi warga dalam mendukung program ini,” ungkap Al Amin.
(pdm/bim/rki)