KRI dr. Soeharso-990 Berhasil Tangani 2.371 Korban Gempa dan Tsunami di Sulteng

  • Whatsapp

Sebanyak 2.371 pasien korban bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, berhasil mendapat penanganan medis dengan baik oleh tim kesehatan Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990.

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) KRI dr. Soeharso-990 Kolonel Laut (K) dr. Imam Hidayat, Sp.S. mengatakan bahwa pasien yang ditangani oleh tim kesehatan KRI dr. Soeharso-990 di Pelabuhan Pantoloan Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10/2018), didominasi oleh pasien akibat trauma berupa patah tulang dan luka robek pada jaringan permukaan.

Menurut Kolonel Laut (K) dr. Imam Hidayat, hingga hari ini dari 2.371 pasien mendapat perawatan medis di KRI dr. Soeharso-990 pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. “252 masih di rawat inap namun 2.119 telah kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan rawat jalan,” ucapnya.

Karumkit dr. Soeharso-990 juga mengatakan bahwa pasien korban bencana gempa bumi dan tsunami yang datang ke kapal rumah sakit mayoritas mengalami luka didaerah wajah atau sobek yang tidak tertangani dengan baik.

“Luka yang tidak ditangani dengan baik tersebut menimbulkan infeksi dan dapat menyebabkan cidera yang lebih parah seperti tidak berfungsinya suatu organ, sehingga tim medis langsung melaksanakan penanganan operasi agar organ tersebut dapat berfungsi dengan normal kembali,” ungkapnya.

Selanjutnya Kolonel Laut (K) dr. Imam Hidayat menyampaikan bahwa seluruh pasien yang di rawat di Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990 umumnya dirawat selama lima hingga tujuh hari, dan setelah kondisinya membaik diarahkan untuk melakukan rawat jalan. “Setelah pasien dinyatakan membaik kondisinya, maka akan dilakukan rawat jalan dan akan dikembalikan ke pusat kesehatan wilayah seperti rumah sakit umum atau pusat kesehatan masyarakat yang berada di Sulteng,” ujarnya.

Selain menangani pasien trauma akibat gempa bumi dan tsunami, Tim Kesehatan TNI juga berhasil membantu persalinan warga yang menjadi pengungsi. “Hingga hari ini kita berhasil membantu 13 proses persalinan, baik proses persalinan yang dilakukan dengan cara operasi dan tanpa operasi. Operasi dilakukan bagi pasien yang sudah tidak bisa melakukan persalinan normal,” kata Kolonel Laut (K) dr. Imam Hidayat.

Didatangkannya Rumah Sakit terapung milik TNI tersebut bertujuan membantu tanggap darurat dalam menangani pasien dengan cepat. Selain itu, Tim Kesehatan TNI melakukan pendampingan agar menghidupkan kembali fungsi kesehatan wilayah, sehingga dapat kembali berfungsi dengan normal atau mandiri dalam membantu pelayanan pasien.

KRI dr. Soeharso-990 diperkuat oleh 121 orang kesehatan, baik dari TNI dan sipil yang terdiri dari 38 dokter dari berbagai spesialis dan 83 paramedis seperti perawat dan apoteker.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *