Jakarta, beritaLima – Kris Budijardo Ketum RKIH (Rumah Kreasi Indonesia Hebat) menegaskan bahwa Presiden Jokowi telah akurat memimpin negeri ini dengan menjadikan pembangunan perbatasan sebagai prioritas, dan ini sejalan dengan amanah nawacita ke 3.
Program program nyata dan unggulan RKIH akan menjadi bagian dari ramuan kebijakan BNPP secara strategik.
Kris Budihardjo menyatakan bahwa dengan pengalaman nyata di seluruh Indonesia, RKIH akan berkoordinasi erat bersama BNPP untuk menyusun roadmap pembangunan kawasan perbatasan dan mengawal implementasi kebijakan ini agar masyarakat perbatasan sejahtera dalam waktu singkat.
Hal ini disampaikan oleh Kris Budihardjo dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Perbatasan Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur yang dibuka Oleh Deputi II Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan di Kabupaten Malinau Kaltara.
Rakor diikuti oleh Kementerian dan Lembaga serta SKPD Kabupaten dan Propinsi Kaltim Kaltara
Dalam sambutannya, Bupati Malinau Dr. Jansen mengatakan bahwa, Malinau memiliki potensi lokal dengan produk Global, artinya potensi produksinya sungguh luar biasa sebagai produk ekspor, tapi masih lemah di bidang pemasaran.
Sedangkan Kris Budihardjo Ketum RKIH yang diundang sebagai nara sumber menegaskan bahwa adanya potensi lokal tersebut akan dijadikan sebagai rumusan bagi BNPP sebagai konduktor dalam pelaksanaan pembangunan perbatasan sehingga fungsi koordinatif menjadi lebih berbobot.
Dalam paparannya, Kris Budiharjo menegaskan perlu adanya pendampingan masyarakat dengan dukungan pemerintah daerah, maupun swasta dan organisasi masyarakat yang positif, agar mampu mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan.
Karena itulah, seluruh jajaran RKIH siap untuk berdampingan dengan BNPP dalam percepatan pembangunan perbatasan.
RKIH adalah lembaga non government yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Sebagai contoh, adalah program-program yang sedang dijalankan oleh RKIH misalnya pertanian sistem kanalisasi dan pompanisasi pada lahan pasang surut dapat dijadikan sebagai contoh untuk pembangunan sistem pertanian, khususnya di Kalimantan Barat, Kaltara dan Kaltim. Hal ini lebih efisein dan efektif daripada membangun bendungan atau waduk pada tanah datar seperti di Kaltara, khususnya Kabupaten Malinau dan pada lahan rawa.
Disamping itu, penanaman ketela pohon (ubi jalar) dengan bibit super yang mampu produksi 800 ton per hektar juga telah di uji coba oleh anggota RKIH di Samarinda.
Di wilayah perbatasan yang kelebihan air, RKIH telah melakukan inovasi yaitu Kolam Ikan Organik, dimana budi daya ikan tanpa menggunakan pakan pabrikan, 100% pakan adalah non pelet, tetapi ganggang lemna minor, dimanah ganggang tersebut mampu menekan biaya cost produksi hingga 70% sehingga menjadi keuntungan bagi petani.(malinau 20 oktober )
(Red/ tr)