JAKARTA, Beritalima.com– Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia memilih tiga dari 231 naskah masuk sebagai pemenang Lomba Cipta Puisi Hari Ibu 2020. Ketiga pemenang mendapatkan tali asih dan souvenir dari bidang Perempuan (Bidpuan) Dewan Pimpinan Pusat (DPN) partai Gelora Indonesia.
“Dari 231 naskah puisi yang sampai ke meja tim juri, diputuskan tiga pilihan. Juara diraih Chairun Nisa dari Singaraja Provinsi Bali(chairun321@gmail.com) dengan puisi Ku Sebut Dia, Ibu. Posisi kedua diraih Pamung Amiadi dari Cilacap, Jateng (pamungamiadi@gmail.com) dengan puisi Nyawa Cinta.
“Sedangkan posisi ketiga diraih Dyah Didi dari Jakarta (dyah.didi@gmail.com) yang mengirim puisi berjudul Senandung Kasih Ibu,” kata Ratih Sanggarwati, Ketua Bidpuan Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Rabu (23/12).
Menurut Ratih, Lomba Cipta Puisi itu digelar dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-92/2020 sebagai upaya mengekspresikan ‘rasanya’ kepada para ibu. “Tidak disangka respon masyarakat sangat bagus, lebih dari 200 puisi masuk. Terakhir tercatat 231 peserta, bukan hanya perempuan, tapi juga laki-laki,” kata dia.
Memperingati Hari Ibu kali ini, Bidpuan Gelora Indonesia, kata Ratih, menggelar peringatan Hari Ibu secara virtual yang melibatkan 34 DPW se-Indonesia. Acara ini juga dihadiri Walikota Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany dan Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini. Keduanya memberikan pandangan mengenai peran perempuan berdaya dan perempuan zaman now dalam memperkuat pembangunan maupun demokrasi.
Peringatan Hari Ibu di tengah pandemi Covid-19 ini, kata Ratih, diharapkan mendapat pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan Indonesia. “Tak salah jika partai Gelora mengangkat tema ‘Perempuan Berdaya, Mampu Memperjuangkan hak-haknya’. Kita mendorong semua pemangku kepentingan memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan,” kata dia.
Ditegaskan, setiap perempuan Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, terutama dalam bidang ketenagakerjaan dengan memberikan kesempatan, peluang dan karir yang sama tanpa adanya pembedaan. “Poin lain, setiap perempuan berhak untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan, termasuk kesempatan yang sama untuk mendapatkan beasiswa.”
Namun, yang tidak kalah penting, perempuan zaman now, menurut Ratih adalah peran perempuan dalam perkawinan dan keluarga, yakni tak boleh ada kawin paksa, perempuan harus diberikan kebebasan menentukan pendampingnya. “Perempuan punya hak memilih suami secara bebas dan tidak boleh ada perkawinan paksa. Perkawinan yang dilakukan haruslah berdasarkan persetujuan dari kedua pihak,” tegas dia.
Dalam kehidupan politik, setiap perempuan berhak memilih dan dipilih setelah dia berhasil melewati proses yang demokratis. “Perempuan juga harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijakan pemerintah hingga implementasinya,” demikian Ratih Sanggarwati. (akhir)