BANYUWANGI,Beritalima.com – Proyek pavingisasi di Dusun Rejosari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, menuai sorotan warga. Pekerjaan dengan anggaran Rp347.219.413 yang dikerjakan oleh CV Felly Kontruksi itu berasal dari program Pembangunan Prasarana dan Sarana Pemukiman (PUPR) Jawa Timur. Berdasarkan papan informasi proyek, masa pengerjaan ditetapkan selama 60 hari kalender.
Namun, beberapa warga mengeluhkan kualitas pekerjaan yang dinilai kurang rapi dan diduga tidak sesuai standar teknis. Keluhan terutama muncul pada bagian pemadatan dasar dan proses pemasangan paving yang dianggap tidak maksimal.
Menurut warga, pemadatan tanah dasar terlihat tidak menggunakan sron/slender (alat pemadat) yang lazim dipakai untuk meratakan dan memadatkan permukaan sebelum dipasang paving. Selain itu, proses pemasangan paving disebut tidak menggunakan stamper, sehingga dikhawatirkan berdampak pada kekuatan dan ketahanan lantai jalan tersebut dalam jangka panjang.
Sorotan terhadap proyek ini juga disampaikan oleh tokoh masyarakat sekaligus Ketua Perkumpulan Pendopo Semar Nusantara, Uny Saputra. Ia meminta agar pihak pelaksana mematuhi standar teknis sebagaimana diatur dalam pedoman umum pekerjaan pavingisasi.
“Dalam pekerjaan pavingisasi, ada tahapan baku yang semestinya tidak boleh dilewati. Mulai dari pemadatan subgrade, pemasangan urugan pasir, hingga proses stamper untuk menguatkan dan meratakan paving yang sudah terpasang,” jelas Uny.
Ia menegaskan bahwa penggunaan alat pemadat seperti slender atau baby roller merupakan hal wajib untuk menjamin struktur dasar benar-benar padat dan stabil.
“Kalau pemadatan kurang maksimal, paving mudah bergelombang, turun, atau ambles dalam hitungan bulan. Ini merugikan masyarakat,” tegasnya.
Uny juga mengingatkan bahwa setiap pekerjaan konstruksi yang dibiayai uang negara harus mengutamakan mutu, transparansi, dan akuntabilitas.
“Standar umum itu sudah jelas. Jika ada tahapan yang dilewati, berarti kualitas pekerjaan patut dipertanyakan. Kami mendorong dinas terkait untuk melakukan pengecekan di lapangan,” tambahnya.
Saat wartawan mendatangi lokasi proyek, tidak tampak satu pun pekerja di area kegiatan. Kondisi lapangan terlihat terhenti tanpa aktivitas, kemungkinan karena hari itu merupakan jadwal libur kerja atau adanya kendala teknis seperti kehabisan material, baik pasir maupun paving. Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan terhentinya pekerjaan di lapangan.
Warga berharap kontraktor dapat segera melakukan perbaikan sebelum proyek ini memasuki tahap serah terima. Pavingisasi dianggap sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas warga Dusun Rejosari, sehingga kualitas pekerjaan menjadi perhatian utama masyarakat.(Red//B5)








