TANGGERANG KOTA, beritalima.com – Kuliah Kebangsaan yang digelar Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Tanggerang (UMT) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Muhammadyah, Rabu (27/2/2019) di Lantai 8 Gedung UMT, mengambil tema “Memperteguh Semangat Kebangsaan Mahasiswa Dalam Menjaga Kedamaian dan Kemanuan Kontestasi Pilpres 2019”.
Hadir pada kesempatan itu, Brigjen Pol Fadil Imran, Waka Satgas Nusantara yang menggantikan ketidakhadiran Kepala Satgas Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. Selain itu dihadiri pula mahasiswa yang ditargetkan hadir 300 orang ternyata melebihi target sampai tercatat 500 orang lebih yang hadir.
Lebih lanjut Bursah Zarnubi, Ketum DPP PGK mengatakan bahwa PGK terbentuk dari 16 aktivis di Cipayung, untuk mengembangkan kebangsaan dari orang – orang yang berbeda baik kampus maupun agama untuk menjalin hubungan anak bangsa. Tiga tahun terakhir ini muncul rongrongan yang mempertentangkan Pancasila dan Agama.
“Kita ingin mengajak bangsa Indonesia yang dimulai dari mahasiswa. Begitu juga kepada semua suku bangsa untuk melakukan gotong royong bahwa bangsa ini tidak besar oleh satu kelompok saja. Dari berbagai diskusi hingga adanya perbedaan, maka bila kita membesarkan perbedaan maka kita tidak akan menemukan kebangsaan,”
Ditegaskan Ketua Umum DPP PGK, bahwa setiap bangsa Indonesia bertikai maka tidak ada kemajuan apalagi berbeda mengenai falsafah negara. Vietnam merdeka tahun 1975 negaranya maju lebih dari Indonesia. Begitu juga Anwar Ibrahim pernah ikut training di HMI, sekarang lebih maju dari Indonesia.
“Indonesia masih kurang atas dasar pondasi pancasila, maka pancasila harus dikuatkan, bagaimana bisa menyelesaikan dengan menyelesaikan Pancasila. Itu yang pertama,” terangnya.
Kedua, perlu stabilitas ekonomi dan keamanan apabila bersatu untuk menghadapi Indonesia emas 2050 nanti. Dalam menghadapi Pilpres dan Pemilu, para mahasiswa harus menghindari hoaks. Karena hoaks akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kita tidak ingin Pancasila dimanfaatkan untuk mendukung lawan politik. Kita menganut demokrasi Pancasila diperlukan kritik oleh yang mencintai pancasila itu sendiri,” imbuhnya.
Lanjut Zainuddin Arsyad, mantan Presiden Asem Muslim Students Association, Mahasiswa harus berani menggerakkan dan tidak boleh bermusuhan dengan aparat Kepolisian. Lanjut Waka Satgas Nusantara, Brigjen Pol Fadil Imran menyatakan, akan masuk pada persoalan terkini, khususnya memasuki tahapan pemilu 2019. Bicara Indonesia tidak pernah habis karena Indonesia luasnya dari Sabang sampai Merauke. ddm