Jakarta, beritalima.com| – Kunjungan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang ke Indonesia (24-26/5), salah satunya teken kerjasama di sektor pariwisata.
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok sepakati kerja sama kepariwisataan dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).
Kunjungan tersebut bertujuan memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara, termasuk kerja sama dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan pariwisata.
Beberapa lingkup kerja sama pariwisata diantaranya: pertukaran Kontak Bisnis dan Kerja Sama Sektor Pariwisata, mendorong kunjungan wisatawan kedua negara, kolaborasi untuk menarik wisatawan dari Negara Ketiga ke Indonesia dan Tiongkok, membuka lebih banyak jalur promosi pariwisata internasional.
Lalu, pendirian Kantor Perjalanan Resmi. Kedua negara memfasilitasi pendirian kantor perjalanan resmi nirlaba dari salah satu negara di negara pihak lainnya, yang akan membantu mempromosikan destinasi wisata secara lebih langsung dan intens.
Kedua negara sepakat tunduk pada hukum dan peraturan masing-masing negara dalam melaksanakan kegiatan promosi pariwisata. Ini termasuk mendukung organisasi pariwisata pemerintah dan badan usaha pariwisata yang berperan aktif dalam mempromosikan sektor ini.
Serta pertukaran Informasi dan Statistik Pariwisata. Sedangkan kerja sama lebih lanjut dapat dijalin berdasarkan kesepakatan tertulis antara kedua pihak untuk memastikan hasil yang optimal bagi industri pariwisata di Indonesia dan Tiongkok.
Tiongkok merupakan salah satu mitra strategis untuk pengembangan SDM, seperti halnya pemberian pelatihan bahasa Mandarin dari Pemerintah Tiongkok kepada mahasiswa di beberapa Politeknik Pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata.
Wisatawan asal Tiongkok berkontribusi signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pada 2024 jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok sebesar 1,19 juta, meningkat 52% dibandingkan 2023.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengatakan, erja sama pariwisata ini akan memberikan dampak positif bagi kedua negara. Kami menyambut baik MOU ini, yang akan membuka lebih banyak peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan destinasi wisatanya kepada pasar Tiongkok yang luas, dan sebaliknya.”
Jurnalis: Abri/Rendy







