PONOROGO, beritalima.com- Untuk mengurangi angka kecelakaan terhadap pelajar yang naik sepeda motor saat pulang dan berangkat ke sekolah, Pemkab Ponorogo, Jawa Timur, menyiapkan dana Rp.1 miliar selama 2017. Uang sebesar itu, digunakan untuk menyewa sekitar 30 armada Angkutan Perdesaan (Angkudes) guna mengangkut sekitar 500 pelajar SMP dan SMA agar tak lagi bersepeda motor saat pergi ke sekolah.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo, Djunaidi, mengatakan, program yang dinamai Angkutan Cerdas Sekolah (ACS) ini rencananya diluncurkan pada pertengah Februari.
“ACS ini menjadi salah satu upaya dari Pemkab Ponorogo. Ini semua berawal dari keprihatinan pak bupati karena dalam berbagai operasi lalu lintas, pelajar adalah yang paling banyak terkena tilang. Juga paling banyak jadi korban dalam kecelakaan lalu lintas di jalan. Kapolres juga sangat mendukung,” kata Djunaidi, kepada wartawan, Selasa 7 Pebruari 2017.
Untuk ACS, lanjutnya, Pemkab Ponorogo telah menyiapkan dana Rp.1 miliar guna menyewa Angkudes, memberi honor pengemudi dan lainnya. Sehingga, para pelajar yang disasar tidak perlu membayar ongkos ketika harus naik angkutan yang ditunjuk.
“Setelah berkoordinasi dengan Kapolres, maka kini ada 15 rute ACS di dalam kota dan tujuh rute di tujuh kecamatan lain. Harapannya, para pelajar tidak lagi naik motor yang bisa membahayakan diri dan pengguna jalan lain tapi selamat berangkat dan pulang sekolah dengan ACS ini,” tambahnya.
Saat ini, ada sekitar 25 Angkudes yang sudah siap secara fisik maupun administratif. Baik armada maupun pengemudinya. Sedangkan lima lainnya masih harus melengkapi berkas adminstrasi untuk bisa disewa oleh Pemkab Ponorogo.
“Tentu armadanya layak dan laik jalan karena tujuannya demi keselamatan. Kalau tidak layak tentu tidak kami sewa,” katanya meyakinkan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Ponorogo, Agus Pramono, mengatakan, saat ini ACS sudah sangat ditunggu oleh warga. Terutama yang memiliki anak yang bersekolah dengan jarak yang cukup jauh dari rumah sehingga anak tidak bisa bersepeda dan orang tua tidak bisa mengantar dan menjemputnya.
“Kemarin saat kami mengunjungi beberapa desa, warga sudah menanyakan realisasi ACS ini. Mereka sangat antusias. Mereka sangat berharap ada angkutan yang aman bagi anak-anaknya,” kata Agus.
Agus yakin pada Februari ini program tersebut bisa diluncurkan. Agus menyatakan sejauh ini kendala yang ada hanyalah soal administrasi armada dan sopir. Soal kelayakan armada, Agus menyerahkan kepada Dishub. Namun ia yakin armada yang dipakai cukup memadai.
“Untuk dana juga siap. Kita tidak ingin terus menunda program ini karena kita tidak ingin melihat anak-anak yang belum cukup umur tapi naik sepeda motor,” tambahnya.
Program yang telah digagas sejak akhir 2015 ini, sempat dijadwalkan untuk dilaksanakan pada awal Januari lalu. Namun hal ini ditunda hingga akhir Januari. Dengan dalih administrasi yang belum lengkap. Proram ini pun diundur lagi peluncurannya menjadi pertengahan Februari ini.
“Yang pasti sosialisasi sudah berjalan. Sudah melibatkan Polres, Pemkab dan elemen-elemen kemasyarakatan serta berbagai pihak,” pungkasnya. (Rohman/Dibyo).
Foto: Istimewa/Ilustrasi