Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Pemkab Situbondo Tanam Bibit Mangrove

  • Whatsapp
Bupati Situbondo Karna Suswandi saat menanam bibit mangrove di kampung blekok. (Bet/beritalima.com)

SITUBONDO, beritalima.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo melakukan berbagai aksi nyata dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Salah satunya penanaman puluhan bibit mangrove di Pesisir Pantai Wisata Edukasi Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Sabtu (2/10/2022).

Menurut Bupati Situbondo, Karna Suswandi, program mitigasi adaptasi perubahan iklim sangat penting untuk dilakukan. Sehingga oksigen tetap terjaga kualitasnya.

“Selain itu, penanaman mangrove ini juga untuk mencegah abrasi di Pesisir Pantai Wisata Kampung Blekok ini. Dengan begitu lingkungan tetap terjaga,” ucap Bupati.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Bung Karna ini mengungkapkan, Pemkab Situbondo berkomitmen untuk terus meningkatkan konservasi mangrove di pesisir pantai. “Mangrove di sini (Pesisir Pantai Wisata Kampung Blekok -red) dan tempat lainnya akan terus kita jaga, sehingga agar selalu memberikan dampak yang positif bagi alam,” bebernya.

Oleh karena itu, orang nomor satu di Kota Santri Pancasila ini meminta kepada masyarakat di Kota Santri Pancasila agar turut merawat dan melestarikan wilayah konservasi mangrove yang ada di Situbondo. “Karena dengan tanaman mangrove ini kita dapat mewariskan kepada anak cucu kita udara yang bersih dan lingkungan yang asri,” pungkasnya.

Informasi tambahan, Pemkab Situbondo menghimbau kepada masyarakat untuk ikut memberantas peredaran rokok ilegal. Sebab keberadaan rokok ilegal sangat merugikan negara. Karena tidak memberikan pemasukan dari sektor cukai. Sehingga berdampak terhadap penerimaan pemerintah daerah dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).

Sementara jumlah DBHCHT Pemkab Situbondo tahun 2022 sebesar Rp55.748.515.000. Dana tersebut dikelola oleh beberapa OPD. Di antaranya Dinsos, Diskoperindag, Disnaker, Dispertangan, Dishub, dan Dinas PUPP, Satpol PP, RSUD dr Abdoer Rahem, RSUD Besuki, serta RSUD Asembagus.

Dana jumbo tersebut digunakan untuk pembangian BLT, pelatihan kerja, pembagian pupuk urea gratis kepada petani, pemasangan PJU, pembangunan RTLH, progam Tolop (tutup lubang -red), pembangunan jamban keluarga, progam sehat gratis (Sehati), penurunan angka stunting, pengadaan alat kesehatan (Alkes), rehap gedung rumah sakit, sosialisasi tentang cukai dan operasi pasar rokok ilegal. (ADV/Bet)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait