beritalima.com – Kesabaran yang selalu mengiringinya tanpa lelah untuk menyayangi buah hatinya setiap hari, tetes keringat yang dikeluarkan setiap harinya. Tidak seorang pun yang mampu untuk membalas semua kasih sayang cinta dan doa yang selalu diberikan oleh seorang ibu kepada buah hatinya. Wanita yang telah mengandung Sembilan bulan dan melahirkan ku dengan seluruh tenaga yang dimilikinya. Setiap waktu doa yang selalu terakhir dari ketulusan dipanjatkan kepada tuhan yang maha esa.
Tidak lain tidak bukan dia adalah Ibu saya sendiri yang bernama Lamsihar, lahir di Porsea (Sumatera Utara), 04 Juni 1969. Ibu sejak SD kelas satu hingga tamat SMA tinggal bersama tantenya di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Maka tidaklah heran apabila ibu pernah tinggal bukan hanya dengan orangtuanya saja, tetapi juga di tempat-tempat saudara lainnya sehingga banyak pihak yang telah memberikan suatu warna kehidupan bagi kehidupan Ibu sejak kecil hingga dewasa.
Mempunyai 3 orang anak perempuan. Ibu, merupakan sosok ibu yang sangat sayang kepada anak-anaknya tanpa lelah sepanjang waktu dari masih dalam kandungan mengurus dan memberikan asupan gizi kepada calon buah hatinya yang masih didalam perut sampai dengan saat ini buah hatinya tumbuh besar dan tidak pernah lepas dari sosok seorang ibu.
Ibu, sosok tangguh yang pernah kukenal. Selain bekerja di restaurannya sendiri, ia juga sebagai ibu rumah yang tangguh. Ibu memiliki restauran sejak tahun 2000 sampai sekarang dengan segala tantangan dan permasalahan yang ada, ia lewati dengan bijak dan mampu berani menghadapi semua yang akan dihadapi di depannya.
Dengan penuh kasih sayang, ibu rela menjaga restaurant dari pagi hingga malam untuk menyekolahkan ketiga anaknya setinggi-tingginya dan mencukupi kehidupan setiap harinya. Kebahagian segalanya dari seorang ibu adalah anak. Terkadang, dengan perilaku aku suka melukai perasaannya dalam sadar maupun tidak sadar. Didalam hatinya ia menangis tetapi tidak ditunjukkannya di depan anak-anaknya.
Umur yang semakin tua, kulit dan wajah yang sudah telihat keriput, rambut yang tadinya hitam helai per helainya rambut berubah menjadi putih. Seburuk perilaku aku kepada ibu, ia tetap menerima. Memaafkan segala perkataan dan perilaku aku yang menyakitkan. Terkadang juga mengeluarkan kejengkelannya itu pun selalu dibalas dengan memberikan nasehat untuk menjadi seorang anak yang tidak nakal berbakti kepada kedua orang tua, sosok ibu yang sangat di sayangi oleh anak-anaknya.
Hargailah seorang sosok ibu yang merawat dan mendidik menjadi anak yang baik hargai kasih sayangnya, tidak seorangpun yang mampu membalas kasih sayangnya. Begitu besarnya kuasa Tuhan, menciptakan makhluk yang banyak dikatakan oleh segelintir orang yang dimana kedudukannya lebih rendah daripada pria, yaitu kaum wanita. Ternyata jangan salah menilai seorang wanita dari fisiknya saja yang lemah, melainkan kita harus melihat dari sisi yang lainnya. (Penulis Maria Fransiska/PNJ)