Keterangan yang bersumber dari salah satu mantan guru SDN7 yang saat itu, juga sebagai penanggung jawab lascar drum band mengatakan telah terjadi hal yang tidak biasa disekolah tersebut, dimana kepala sekolah tidak hanya mengutip dana dari anggota peserta, tapi Kasek juga telah menyewakan seragam Mayored kepada 4 orang major siswa.
Guru yang berinisial X ini menjelaskan, bahwa telah diadakan rapat musyawarah bagi wali murid dengan pihak sekolah sekitar sebulan jelang karnaval, rapat tersebut bertujuan untuk pengutipan dana sebesar Rp. 152.000 persiswa dan Rp. 170.000 persiswa. “Bagi mereka yang sanggup bayar langsung menyerahkan uang dan teken. Bagi yang tidak sanggup, berarti anaknya gagal menjadi peserta” kata X.
“Awal sebelumnya, telah diadakan musyawarah. Dengan hasil rapat, wali murid mengusulkan pakaian anggota warna putih, karena celana atau baju itu bisa dipakai disehariannya seperti mengaji, hal ini telah disetujui. Akan tetapi dengan tiba-tiba kepala membatalkan warna putih dan harus diseragamkan warna merah, diantara wali murid sekitar empat orang ini komplain karena kain sudah dibeli, wali murid meminta jahit sendiri, agar lebih menghematkan biaya. Tapi, tiba-tiba saja diminta jahit oleh sekolah,” terang x, seraya menambahkan, bagi wali murid yang bersedia dijahit langsung memberikan sejumlah uang yang diminta.
“Kemudian, pihak sekolah meminta pakaian itu dikumpulkan dan dikembalikan ke sekolah, karena wali murid merasa itu uang pribadi, maka tidak ingin menyerahkan lagi seperti celana itu,” lanjutnya.
Sementara itu, x juga mengakui dirinya saat masih mengajar di SD yang bersangkutan, ia dipercayakan sebagai guru pembimbing peganti, karena ketua pelaksana drum band sebelumnya mengusulkan pengunduran diri.
“Saya saat itu sebagai pengganti ketua pelaksana, pengelolaan dan mencari guru pembimbing lainnya urusan saya. Bahkan saya diperintahkan mengutip dana sebesar Rp. 100.000 dari 4 peserta yang akan mengenakan pakaian Mayored,”
Ia mengakui dana tersebut telah diserahkan oleh beberapa wali murid ketangannya, yang kemudian diserahkan kepada kepala sekolah yang bersangkutan.
Sedangkan, kepala sekolah SDN7, Ai, sebelumnya, menjawab konfirmasi wartawan membenarkan pengutipan dana dari 70 peserta karnaval. Beberapa alasannya menjelaskan, untuk menyukseskan karnaval itu, wali murid setuju. Bahkan ia berdalih, rapat tersebut digelar oleh wali murid, sementara pihak sekolah sebagai fasilitator saja.
“Wali murid setuju semua, sebagaimana rapat musyawarah yang diadakan, saya bisa membukti daftar hadir rapat. Namun, para wali murid meminta pihak sekolah untuk menjahit, agar seragam yang kebetulan saja kami hadirkan penjahit saat itu,” kata Ai.
“Bukan mengutip dana sebenarnya, tapi diminta dilaksanakan oleh pihak sekolah,” demikian pungkas Ai. (En)