JAKARTA, Beritalima.com– Peluang La Nyala Mahmud Mattalitti untuk menduduki kursi orang nomor satu di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 2019-2024 terbuka setelah senator asal Provinsi Jawa Timur itu mendapat dukungan dari kubu Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.
Dukungan kubu Ratu Hemas kepada La Nyala menjadi Ketua DPD RI menggantikan posisi Oesman Sapta Odang (OSO) diberikan dalam bentuk tertulis usai pelantikan anggota DPR, DPD dan MPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (1/10).
OSO tidak dapat melanjutkan posisi orang nomor satu di DPD RI karena dia tak ikut pemilu serentak 17 April lalu. OSO tidak bisa ikut pemilu karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat tidak memperbolehkan ketua umum partai politik (parpol) ikut pemilu.
OSO merupakan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang didirikan Jenderal Purnawirawan Wirantro yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Kabinet Kerja 2015-2019.
Tidak hanya OSO gagal mencalonkan diri, Hanura juga gagal menempatkan kadernya sebagai wakil rakyat di DPR RI 2019-2024 akibat tak mampu melampaui ambang batas (Parliamentary Threshold) empat persen yang ditetapkan untuk bisa meraih kursi di parlemen.
Ya, dukungan kubu Hemas kepada La Nyalla semakin memuluskan langkah putra Madura ini untuk lolos sebagai pimpinan DPD RI dari gugus Barat Dua yang meliputi Lampung, Jawa dan Bali. Sebab, selain dari GKR Hemas, La Nyalla kabarnya telah mengantongi 16 dukungan dari 32 suara di Barat 2.
“Nyala berterima kasih kepada Hemas yang memberi kepercayaan dan dukungan, sekaligus amanat kepada saya untuk maju sebagai pimpinan DPD RI. Insya Allah saya akan menjalankan amanat dan komitmen membawa DPD ke depan lebih baik, dengan semangat kepemimpinan kolektif kolegial,” ungkap La Nyalla.
Seperti diketahui, La Nyalla yang mendulang 2,2 juta suara di Jawa Timur menyatakan bahwa dirinya ingin DPD RI ke depan dipimpin dengan pola kolektif kolegial, dengan memberi lebih banyak ruang aksi positif kepada seluruh anggota.
“
Ttidak ada siapa dipimpin siapa. Empat orang pimpinan itu hanya penjaga marwah dan pemberi arah saja. Karena setiap anggota punya kewajiban moral yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat di daerah pemilihan masing-masing,” demikian La Nyala La Nyala Mahmud Mattalitti. (akhir)