JAKARTA, Beritalima.com– Pengrajin yang terhimpun dalam Sekretariat Perkerisan Nasional Indonesia (SNKI) Korwil Jawa Timur berharap, Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti selaku senator dari Provinsi ujung paling Timur Pulau Jawa tersebut menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk memberi perhatian lebih kepada mereka, khususnya dari kalangan generasi penerus para Mpu Keris Pusaka.
Permintaan itu disampaikan Koordinator Wilayah SNKI Jawa Timur, Agung G Wisnu ketika bertemu dengan La Nyalla di Surabaya, Minggu (15/3). Pada pertemuan itu, La Nyalla yang juga dikenal sebagai kolektor keris pusaka ini, sejumah aspirasi disampaikan Korwil SNKI Jatim. Pertemuan dihadiri belasan pengurus SNKI itu, juga diikuti KRHT Sukoyo, yang dikenal sebagai Kurator Keris senior.
“Ada beberapa aspirasi. Mohon Pak La Nyalla sampaikan ke Pemerintah Pusat, terutama agar keris buatan penerus Mpu, yang merupakan karya seni dan budaya bangsa bisa menjadi cindera mata resmi Indonesia di semua instansi dan lembaga negara, termasuk cindera mata resmi presiden kepada tamu negara. Ini yang menjadi harapan kami,” kata dia,
Agung juga berharap digelar pameran keris pusaka dan keris baru dalam skala nasional. Dan, ini bisa menjadi agenda tahunan pemerintah sehingga para pengrajin keris sebagai generasi penerus para Mpu memiliki medium untuk menampilkan karya mereka. “Perlu juga BNSP segera menerbitkan sertifikasi untuk lima profesi terkait keris. Mulai dari pembuat warangka, pendok, desain keris dan penjamas serta pengrajinnya,” kata Agung.
Keris Nogo Siluman
Terkait dengan pengembalian keris yang disebut milik Pangeran Diponegoro dari pemerintah Belanda kepada Indonesia, Kurator Keris KRHT Sukoyo mengatakan, keris iyu memang memiliki gelar Nogo Siluman. Namun, dapurnya adalah Nogo Sosro.
“Jadi, memang benar disebut Nogo Siluman. Tetapi itu gelar keris. Karena memang ada pusaka tertentu yang memiliki gelar. Tapi kalau dapurnya, itu Nogo Sosro. Kenapa mendapat gelar? Karena keris tersebut digunakan Pangeran Diponegoro saat perang gerilya di hutan. Dan, karena Pangeran Diponegoro sulit ditemukan, keris pusakanya mendapat gelar Siluman,” urai pemilik Besalen Sanggar Condro Aji tersebut.
Menanggapi aspirasi itu, La Nyalla berjanji akan menyampaikan kepada Pemerintah Pusat tentang pentingnya menjaga warisan lehuhur dan perlu memastikan penerus pengrajin keris tetap ada dan lestari sehingga warisan budaya yang telah mendapat pengakuan Unesco 2005 tersebut tak hilang ditelan zaman.
La Nyalla yang mendapat gelar Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT) 2003 itu juga berjanji akan memotori terwujudnya pameran keris skala nasional yang diharapkan dapat menjadi agenda tahunan resmi pemerintah Indonesia. “Insya Allah saya akan motori, nanti kita cari waktu yang tepat,” demikian kolektor yang menyimpan sekitar 3000 keris pusaka itu. (akhir)