MALANG, beritalima.com | Bertempat di Desa Bokor Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, terlaksana Evaluasi dan pengamatan Tanaman Padi (1/9) yang sebelumnya, pada 17 Agustus lalu telah ditandur bersama antara Perempuan Tani (Pertani) HKTI dengan kelompok tani Subur 1 dengan dampingan tim Biotani.
Dijelaskan oleh Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim, bahwa giat tersebut merupakan keberlanjutan program dampingan yang dilakukan Pertani HKTI.
“Komitmen kami dalam penguatan spirit agraris melalui peran CANTIK, yaitu cerdas inovatif, dan kreatif, tetap kami wujudkan secara nyata. Salah satunya adalah intensitas kami melakukan dampingan pada petani secara berkelanjutan, terutama dalam peningkatan produktivitas yang sekaligus menurunkan biaya saprodi yang dikeluarkan petani sejak masa tandur hingga panen.”
Dr. Lia Istifhama yang juga biasa disapa Ning Lia juga menambahkan harapan terwujudnya padi yang kelak menjadi beras dengan karakter ‘SUBUR’.
“Harapan kami saat petani menggunakan pupuk hayati Biotani, maka padinya kelakn menjadi cikal bakal beras SUBUR, sesuai identitas poktan disini, yaitu Subur 1. Subur adalah beras yang Sehat, Utuh, Besar, Unggul dalam pemasaran, dan Ramah lingkungan karena penggunaan pupuk hayati organik tidak menyisakan bahan kimia yang merusak lingkungan sekitar pertanian.”
Senada dengannya, Yuliana Riamah yang merupakan Ketua Pertani HKTI Kabupaten Malang, menyampaikan syukur karena Poktan dampingannya menunjukkan keberhasilannya jelang masa panen yang akan dilakukan pada Oktober mendatang.
“Kami bersyukur, meski secara swadaya, masih mampu turut serta membantu petani. Ini membuktikan bahwa Perempuan Tani Jatim beserta jajaran terus bergandengan tangan dengan DPC-DPC untuk mewujudkan karya-karya nyata, yaitu ikut membantu menyejahterakan masyarakat, khususnya para petani.”
Selain Yuliana, Ketua Pertani HKTI Kota Batu Mardi Setia Ningsih dan Ketua Pertani HKTI Kota Malang Jumiati turut hadir dalam acara evaluasi dan pengamatan tanaman padi tersebut. Sedangkan dari Kepengurusan Jatim terlihat Siti Fatimah, Enny Hayati, dan Evana.
Saiful yang merupakan Pembina Poktan Subur 1, menjelaskan manfaat dari penggunaan paket puput organik Biotani.
“Padi yang kami gunakan memang jenis unggul, yaitu IR 64. Namun di tengah masa tanam, ada kendala sehingga 2 minggu kami tidak melakukan pengawasan maupun tindakan apapun untuk tanaman padi. Akibatnya, tanaman padi terkena penyakit hama wereng wangsit dan mengalami kerusakan parah. Kami kemudian menyampaikan pada tim Biotani dan mendapatkan beberapa saran. Setelah menjalankan arahan dari mereka, ternyata penyakit padi bisa disembuhkan total dan tanaman tetap tumbuh segar bahkan lebih segar dibandingkan tanaman lain yang tidak kena penyakit.”
Kisah Saiful tersebut yang membuat banyak petani heran dan takjub dengan khasiat dari pupuk cair serta pestisida dari Biotani. Agus selaku manager Biotani, mengakui bahwa terdapat petani dampingannya yang mengalami hal sama akibat tidak menggunakan rutin dan tepat pemakaikan paket Biotani. Namun setelah mereka kembali menggunakan paket Biotani sepenuhnya dan meninggalkan pupuk kimia, masalah yang dialami mereka terselesaikan dan produktivitas tetap meningkat.
“Yang terpenting selain menggunakan rutin sesuai aturan pakai, adalah evaluasi dan pengamatan di tengah masa tanam. Dan itulah yang menjadi tujuan kami hadir di tengah petani. Agar mereka mendapatkan ilmu dan hasil panen yang lebih baik,” pungkasnya. (red)