SURABAYA, beritalima.com|
Sebagai industri perkapalan nasional, PT PAL Indonesia untuk kedua kalinya mengambil peran penting dalam keamanan di Kawasan ASEAN. Hal ini ditandai dengan pemotongan baja pertama atau first steel cutting pada pembangunan kapal Landing Dock pertama, sebagai bagian dari ekspor dua kapal perang untuk yang kedua kalinya bagi Angkatan laut Filipina. Acara ini sekaligus menandai telah dimulainya proses fabrikasi pada pembangunan kapal Landing Dock Philippines.
Acara diawali dengan paparan kemajuan proses produksi kapal Landing Dock Philippines oleh Kepala Proyek Parnianto, serta dilanjutkan dengan pemaparan beberapa produk state of the art PT PAL Indonesia, yakni Kapal Cepat Rudal 60 Meter, Kapal Rumah Sakit, dan Landing Platform Dock 163 meter yang disampaikan oleh SEVP TM Satriyo Bintoro. Dengan dihadiri langsung oleh Flag Officer in Command Philippines Navy (FOIC) Vice Admiral Toribio D Adaci, beserta jajaran pemangku kepentingan lainnya, menjadikan momentum ini semakin penting untuk meningkatkan diplomasi pertahanan antara kedua negara melalui akuisisi teknologi pertahanan.
CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod melihat kerjasama ini merupakan peran sentralitas Indonesia sebagai bagian dari ASEAN, dalam mengurangi risiko geopolitik.
“Kerja sama kedua negara merupakan cerminan bagaimana kontribusi Indonesia dalam menjaga keamanan kawasan ASEAN agar menjadi negara yang kuat, stabil dan saling mendukung,” ujarnya.
Pelaksanaan first steel cutting yang dihelat di bengkel fabrikasi Divisi Kapal Niaga, ditandai dengan penekanan tombol oleh CEO PAL bersama FOIC Philippines Navy, sekaligus dilanjutkan penandatanganan siluet kapal Landing Dock Philippines (LDP) yang turut disaksikan oleh Kepala Proyek LDP, Pangkoarmada II atau yang mewakili, dan Ketua Philippines Navy Owner Representative (PNOR), serta disaksikan oleh jajaran BoD dan SEVP PT PAL Indonesia.
Dengan panjang keseluruhan mencapai 124 meter, dan displacement sebesar 7.200 ton, dan mampu berlayar hingga 30 hari penuh.
“Kapal Landing Dock Philippines mengakomodir kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina, dengan sedikit perubahan pada platform kapal. Nantinya, kapal Landing Dock ini diharapkan mampu berlayar hingga sea state 6. Hingga akhir Juli, progres LD Filipina sudah mencapai 20,24 %, lebih cepat dari target yang direncanakan. Begitu juga dengan LD Filipina yang kedua. Kami akan menjaga kemajuan positif ini” terang Kaharuddin Djenod.
Mengusung 117 blocks pada tahapan produksinya, kapal Landing Dock Philippines ini akan memiliki sistership, yang dalam waktu dekat juga akan dilaksanakan tahapan yang sama. Kontrak pembangunan dua unit Kapal perang Landing Dock ini turut menunjukkan posisi dan peran vital Indonesia dalam stabilitas regional.
Kapasitas dan kapabilitas PT PAL Indonesia sebagai industri perkapalan nasional menunjukkan geliat positif di sektor ekonomi, salah satunya berupa eskalasi penyerapan tenaga kerja sekaligus pemenuhan kebutuhan material/equipment, pada ekosistem pertahanan di tingkat nasional dalam memenuhi kebutuhan ekspor. Kontribusi PT PAL Indonesia dalam meningkatkan kemampuan Angkatan laut Filipina, mencerminkan transformasi berkelanjutan. Baik ditingkat nasional maupun kawasan ASEAN, agar dapat tercapai kawasan yang kuat, stabil, dan saling mendukung untuk mengamankan satu sama lain.
Dikesempatan tersebut, Toribio D Adaci selaku Flag Officer in Command Philippines Navy menyampaikan bahwa pihaknya sudah membuktikan kualitas dan fungsionalitas produknya.
“Dua landing dock pertama yang dibangun dan diselesaikan oleh PT PAL Indonesia untuk angkatan laut kami di tahun 2016 dan 2017, membuktikan kualitas dan fungsionalitas produk dan layanan yang sangat luar biasa. Kapal ini telah membuktikan nilainya dalam berbagai operasi militer dan non-militer, menunjukkan pentingnya peran angkatan laut kita. Serta sangat berperan dalam operasi keamanan dan non-keamanan kami di Filipina,“ papar Toribio D Adaci.
“Pembelian dua landing dock kali ini akan sangat membantu bangsa kita dalam melancarkan penjagaan keamanan, tidak hanya di laut Filipina barat tetapi juga di seluruh wilayah nusantara. Selain itu juga untuk membantu pelaksanaan bantuan kemanusiaan kami dalam penanggulangan bencana” tutupnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tinjauan di area produksi PT PAL Indonesia.
Tentang PT PAL Indonesia: PT PAL Indonesia merupakan perusahaan manufaktur bidang maritim terbesar di Indonesia. Kami memiliki keunggulan bisnis pada kapabilitas rancang (desain) bangun kapal perang, kapal niaga, dan rekayasa umum (general engineering). Selain itu, kami juga terbilang andal dalam pemeliharaan & perbaikan (harkan) serta overhaul produk-produk maritim baik kapal perang, kapal selam, kapal niaga, serta general engineering produk energi dan elektrifikasi.(Yul)