Lagi Tren, Bisnis Porang Yang Menggiurkan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur (BI KPw Jatim), dalam peran sertanya meningkatkan perekonomian masyarakat, kembali menggelar diskusi yang kali ini mengangkat tentang budidaya Porang, tanaman jenis umbi yang kedepan sangat prospek.

Ngopi (Ngobrol Online Inspiratif) ke 27 kali ini dibuka Harmanta, Deputi Kepala BI KPw Jatim. Dikemukakan, saat ini porang tengah menjadi salah satu primadona petani bahkan eksportir. Padahal, tanaman jenis umbi ini dulu dianggap tumbuhan liar.

Menurutnya, tanaman porang jika dijadikan sebagai budidaya pertanian dapat menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Melihat kebutuhan dan manfaatnya pada beberapa industri, potensi porang sangat besar.

Disebutkan, umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air, biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental. Bahkan dapat digunakan sebagai bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan komponen pesawat terbang.

Selain itu, pengembangan porang dari hulu sampai hilir juga memiliki peluang besar. Pengolahan porang dari mulai umbi, chip porang sampai produk akhir memiliki added value yang besar, sehingga memiliki potensi nilai ekonomis yang besar dan mampu masuk ke pasar global.

Akademisi Universitas Brawijaya Malang, Dr. Dodyk Pranowo STT M.Si, dalam kegiatan ini mengatakan, peluang bisnis dengan bahan baku porang banyak dijadikan produk olahan makanan seperti mie shirataki, beras konyaku, pasta porang, boba dan turunan makanan lainnya yang dapat digolongkan sebagai healthy food.

Selain itu produk turunan porang juga dapat diolah sebagai bahan baku produk kecantikan seperti pembersih wajah, spons pembersih wajah, supplement diet, pengental alami dan lain sebagainya.

Sebelum menjadi produk olahan akhir, umbi porang terlebih dahulu diolah menjadi chips yang dikeringkan melalui oven atau secara manual (dijemur). Setelah jadi chips kering, umbi porang dapat diolah menjadi tepung sampai ekstrak Glukomannan.

Disebutkan, ekspor porang pada 2019 – 2020 sebanyak 20,5 juta Kg Chips atau setara dengan 136 juta Kg porang basah. Jika dirata-ratakan kembali, produktivitas lahan porang sebesar 70 ton/ hektar.

Dengan potensi porang yang cukup besar ini diharapkan pasar dalam negeri juga dapat menyerap produk porang olahan yang cenderung masuk ke kelas menengah atas ini. Kedepan tanaman porang tidak hanya dinikmati oleh pasar luar negeri, namun juga oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk lebih meyakinkan lagi, dalam diskusi secara virtual pada Rabu (17/3/2021) ini BI KPw Jatim juga mengundang Kades Klangon, Madiun, Didik Kuswandi. Didik menuturkan, sejak 1985 Desa Klangon dengan Perhutani setempat telah bekerjasama untuk pengembangan tanaman porang, yang pada saat itu harga porang masih Rp 100,-/kg.

Berawal dari dibentuklah demplot percontohan budidaya tanaman porang itu masyarakat Klangon mulai menanam porang di lahan-lahan yang dapat dimanfaatkan, sehingga kini hampir 100% warga Klangon menanam dan membudidayakan porang.

Kedepan, menurut Didik, untuk dapat menambah hasil budidaya tanaman Porang diharapkan mengkolaborasikan tanaman porang dengan tanaman lainnya dengan sistem irigasi melalui mata air pegunungan. Dia juga berharap budidaya tanaman porang ini dapat dikembangkan di wilayah lain.

Sementara itu petani porang bernama Paidi mengatakan, satu umbi porang (katak) dapat menghasilkan 7 bulbil tanaman porang. Dia juga mengatakan, saat ini telah dibuka laboratorium terbuka untuk pembelajaran rekayasa tanam budidaya porang yang dapat dipelajari masyarakat luas. (Ganefo)

Teks Foto: Didik Kuswandi, Kades Klangon, Saradan, Madiun, dengan tanaman porang yang kini diserbu berbagai industri.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait