Lakukan KKN Secara Lokalitas, Mahasiwa STAI Taruna Ingin Bangun Peran APIK Dalam Mengabdi

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Telah berlangsung sejak Senin (30/8), beberapa mahasiswa KKN-PPL Terpadu bimbingan
Dr. Lia Istifhama, menjalankan KKN secara lokalitas. Hal ini seperti yang disampaikan oleh ning Lia (10/9) yang merupakan Ketua I STAI Taruna Surabaya sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

“KKN STAI Taruna pada kesempatan ini tidak seperti KKN sebelumnya di mana semua mahasiswa turun langsung secara berkelompok pada satu desa atau wilayah. Namun, disebabkan sekarang masih pandemi dan diberlakukan PPKM, maka mahasiswa memiliki opsi pengabdian. Bisa full online, hybrid perpaduan online dan offline, dan melakukan pengabdian secara lokalitas.”

Khusus untuk kelompok yang dimbimbingnya, dosen sekaligus aktivis perempuan tersebut, menjelaskan bahwa peserta KKN tetap terlihat antusias dan mampu menjalankan partisipasi aktif di tengah masyarakat. Bahkan, tema yang diambil mahasiswa, yaitu: Kita Bisa Bangun Peran ‘APIK’ Menuju Tangguh di Tengah Pandemi, dinilainya menjadi stimulus nyata potret pengabdian mahasiswa.

“Alhamdulillah, prinsip agent of change, yaitu pemuda yang memiliki keinginan memberikan perubahan positif bagi masyarakat, telah dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa. Bahkan, peran APIK, yaitu adaptif, inovatif, dan kreatif, sudah mereka lakukan sesuai dengan kultur masyarakat yang menjadi obyek dampingan.”

Ning Lia kemudian mencontohkan beberapa lokasi yang menjadi dampingan mahasiswanya, yaitu Surabaya, Bojonegoro, dan Bangkalan.

“Contoh, di Bojonegoro, peserta KKN disana bernama Siti Ririn Mutamiroh. Di Surabaya diantaranya adalah Muhimatul Aliyah dan Siti Fatimahtuz Zaroh. Sedangkan di Bangkalan peserta KKN bernama Nihayah. Mereka semua melakukan dampingan secara terpadu, yaitu KKN di tengah masyarakat dan PPL di sekolah setempat.”

Dari sistem lokalitas yang dilakukan, ning Lia menilai KKN PPL berjalan lebih efektif dan efisien.

“Karena lokasi di sekitar domisili tempat tinggal mereka, maka otomatis jarak tempuh tidak memakan banyak waktu dan energi. Dengan begitu, mahasiswa memiliki waktu dan konsentrasi yang cukup untuk mengabdi pada masyarakat sekitarnya. Kelebihan lain, mereka memiliki dorongan untuk menyiapkan diri sebagai calon putra daerah yang kelak menjadi pemuda yang membanggakan wilayah asal mereka.”

Ditanya mengenai metode perkuliahan, ning Lia menjelaskan bahwa selama PPKM, STAI Taruna lebih memilih memanfaatkan perkembangan digitalisasi. STAI Taruna Surabaya sendiri, saat ini memang dinahkodai oleh seorang advokat muda, yaitu Zuman Malaka yang sebelumnya dikenal sebagai Ketua Umum PERARI (Perkumpulan Pengacara Indonesia).(red)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait