Lakukan Pembunuhan Karena Terpaan Media, Guru Besar Media Unair Berikan Tanggapan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritakima.com|
Kasus pembunuhan yang melibatkan remaja dan anak dibawah umur kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, keduanya mengaku nekat melakukan tindakan keji berbekal informasi dari situs internet yang dapat diakses secara bebas.

Profesor kajian media pertama di Universitas Airlangga (Unair) sekaligus di Indonesia, Prof Dra Rachmah Ida M Comm PhD menyebutkan sejatinya kasus serupa sudah banyak diteliti.

“Banyak studi yang membuktikan bahwa media massa dapat mempengaruhi cara berpikir bahkan bertindak melalui pola konsumsi media yang dilakukan oleh manusia,” jelasnya.

Motivasi Sepele

Prof Ida menganalisa, kejadian ini sebenarnya didasari oleh motivasi yang cenderung sepele, yang sebenarnya dapat dicari solusinya.

“Contohnya, tidak punya uang, ingin renovasi rumah, tidak harus dilakukan dengan cara membunuh orang dan menjual organ,” jelas alumni angkatan pertama dari Ilmu Komunikasi Unair tersebut.

Namun, dikarenakan tingginya intensitas paparan media pada pelaku, akhirnya pelaku bias dan terpengaruhi untuk melakukan hal yang dianjurkan.

Daya Tarik Konten Media

Konten media mampu mengubah benak pelaku secara psikologis. Tidak hanya di usia remaja, siapa saja bisa terpapar dan terpengaruh oleh media. Iming-iming yang diberikan sama halnya dengan permainan online semacam Bingo yang menjanjikan hadiah dengan jumlah fantastis.

“Menurut saya yang terjadi adalah si pelaku misleading, terbawa oleh pengaruh buruk, karena tergiur jumlah dollar. Sehingga tanpa pikir panjang mereka kemudian membunuh dulu tanpa sempat berpikir secara logis,” sebutnya.

Tidak Adanya Informasi Lain yang Menangkal

Prof Ida juga mempertanyakan durasi dalam berselancar di media online. Bila durasi konsumsi media cenderung lebih tinggi dibandingkan melakukan hal yang lain, maka orang tersebut dapat dengan mudah terpapar oleh pesan dari media.

“Tidak adanya informasi dari sumber lain, misalnya orang-orang di dekatnya, atau media lain, akhirnya mengakibatkan tidak adanya argumentasi yang menangkal informasi dari media tersebut. Akhirnya, informasi itu kemudian dipercayai sebagai sebuah kebenaran,” ungkapnya.

Pemblokiran Media oleh Negara

Dalam rangka melindungi warga negara, negara dapat melakukan pemblokiran terhadap media-media tertentu. Untuk menghindari pengaruh media terhadap pemikiran atau perilaku, ada baiknya bila masyarakat juga melakukan penyaringan informasi dari media massa maupun media sosial, serta menghimpun banyak argumentasi dari orang-orang terdekat. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait