SURABAYA, beritalima.com| Mengunjungi warga masyarakat Kalijudan sebagai lokasi penyerapan aspirasi masyarakat, Hadi Dediyansyah SPd MHum melihat bahwa warga masyarakat Kalijudan banyak sekali yang memiliki profesi sebagai pedagang, atau UMKM. Untuk itu, pihaknya memberikan apresiasi terhadap warga masyarakat Kalijudan yang menunjukkan adanya peningkatan di sektor penghasilan.
“Kondisi masyarakat Surabaya, terutama wilayah timur tepatnya di kecamatan Mulyorejo, ada di kampung Kalijudan ini. Saya melihat secara langsung bahwa pertumbuhan UMKM yang mana dari kreativitas masyarakat akibat dari kondisi pandemi yang belum begitu pulih, bangkit suatu perekonomian yang betul-betul tumbuh dari bawah yaitu warkop. Warkop ini salah satu bentuk kreativitas, mestinya pemerintah dalam hal ini karena ada kemandirian-kemandirian sebagai penopang UMKM bangkit, dengan sendirinya pemerintah harus betul-betul ada perhatian, artinya
para UMKM ini melakukan usaha sendiri, mencari penghasilan di tengah gelombang PHK yang membuat kondisi ekonomi keluarga jadi terpuruk,” terang wakil ketua DPD partai Gerindra Jatim ini.
Menurut Cak Dedy, panggilan akrab Hadi Dediyansyah, UMKM ini tidak harus dikasih modal, tetapi ada pembinaan-pembinaan dari pemerintah, program-program yang harus diwujudkan.
“Karena tanpa adanya perekonomian yang disusun dari bawah, saya rasa akan terjadi banyaknya pengangguran dan kasus-kasus kriminal,” papar anggota komisi E DPRD provinsi Jatim ini.
“Makanya dengan kondisi semacam ini terutama di wilayah Kalijudan, banyak tumbuh bahkan menjamur warkop-warkop maupun PKL. PKL ini salah satu bentuk kreativitas perekonomian rakyat yang betul-betul muncul dari bawah, dengan ikut campur tangan pemerintah, otomatis UMKM ini lebih berkualitas, baik dalam memproduksi makanan maupun penataan ruangan di stand-stand yang berjejer di sepanjang jalan utama ini,” sambungnya.
Cak Dedy menuturkan, dengan adanya perhatian pemerintah jangan sampai kemudian arogansi-arogansi pemerintah itu muncul, semestinya itu jangan sampai kalau masalah PKL ya jangan diusir, atau jangan dibatasi. Tetapi ditertibkan dalam konteks memberi situasi dan suasana yang gembira,
“Karena masyarakat ini kondisi ekonominya kan belum begitu baik, makanya minimal dengan penghasilan yang begitu kecil tetapi masih bisa tersenyum. Inilah peran pemerintah harus memberikan apresiasi, harus memberikan perlindungan harus memberikan pembinaan langkah-langkah yang sudah dilakukan agar lebih baik lagi,” lanjutnya.
Sementara itu, ketua RW setempat, Andre mengungkapkan bahwa kehadiran Pak Dedi ini merupakan semangat baru buat UMKM dan PKL di kalijudan ini.
“Kami merasa mendapat dukungan dan dorongan dari Pak Dedi, sehingga PKL tetap mampu berusaha bangkit lagi di setelah pasca pandemi. Permohonan Kamis sederhana saja, lindungi kami agar kami bisa berusaha sendiri, mandiri sendiri, syukur-syukur kalau nanti ada bantuan bukan bantuan dana langsung, enggak usahlah. Bantuan untuk KUR yang bunganya 3%, bahkan kalau bisa 0%. Itu yang kita butuhkan. Terus bantuan berupa kesempatan yang sama, kalau pengusaha besar punya kesempatan yang banyak untuk berkembang, kita juga banyak lahan kosong yang bisa kita manfaatkan sebagai Sentra Kuliner, itu dukungan seperti yang kita harapkan. Alhamdulillah Pak Dedi di sini, terima kasih atas kehadirannya,” ungkapnya.
Cak Dedy berharap pemerintah harus mulai memberikan perhatian terhadap semangat PKL yang ingin mensejahterakan keluarganya. Ekonomi kerakyatan inilah yang sebenarnya perlu dibina dan mendapatkan prioritas, Karena PDRB (Pendapatan Daerah Regional Bruto) provinsi Jawa Timur 58 persen, diperoleh dari UMKM. (Yul)