SURABAYA, beritalima.com | Sejalan dengan komitmen dan keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Timur mewujudkan transisi, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menyatakan kesiapan dan dukungan penuh mengawal proses ini.
Dalam talkshow bertajuk “Masa Depan Energi Hijau Menuju Nol Emisi Karbon” di Surabaya, Senin (12/6/2023) kemarin, Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN UID Jawa Timur Achmad Satria Prakarsa mengatakan, PLN tengah mengawal berbagai langkah mencapai Net Zero Emission (NZE).
Menurutnya, Pemerintah Jawa Timur telah memulai langkah apik dengan mengawal melalui kebijakan dan regulasi seperti Peraturan Gubernur nomor 6 tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah.
Di sisi lain, perhatian PLN pun ditunjukkan dengan capaian bauran energi terbarukan yang terus meningkat mencapai 13,14% dari total kapasitas sebesar 69ribu MW. Sementara di Jawa Timur bauran energi terbarukan mencapai 3% dari total kapasitas sebesar 10ribu MW.
“Dalam RUPTL 2030, PLN telah menyusun berbagai upaya, salah satunya penambahan pembangkit energi hijau kira-kira 29ribu MW dan di Jatim sendiri mencapai 2.300 MW. PLN optimis bisa mencapai milestone tercapainya NZE pada 2060,” terang Satria.
Sekretaris Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur Oni Setiawan memaparkan keseriusan pengurangan emisi karbon dapat seimbang dengan adanya energi terbarukan.
Melalui Pergub nomor 6 tahun 2019, Surat Edaran (SE) nomor 671/85/124.3/2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan lainnya, Oni berharap seluruh pihak dapat bersinergi mengimplementasikan.
Dalam mencapai target Net Zero Emission, Pemerintah tengah menerapkan lima prinsip utama, yakni peningkatan pemanfaatan EBT, pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan carbon capture and storage (CCS).
“Dari berbagai langkah yang telah ditempuh Pemerintah dan PLN, kami di Jawa Timur sisi hulu berfokus untuk mengawal transisi kendaraan berbasis bbm menuju kendaraan listrik. Hal ini dikarenakan salah satu penyumbang emisi terbesar adalah sektor transportasi,” terang Satria.
Lebih lanjut ia paparkan, langkah yang telah ditempuh PLN ialah menyiapkan infrastruktur kendaraan listrik secara masif.
Di Jawa Timur, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) terdapat di 22 lokasi dengan 37 charging station yang bisa digunakan untuk mobil listrik. Kemudian Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk motor listrik sebanyak 460 dan ada pula Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di PLN UP3 Surabaya Selatan.
“Tak hanya itu, kami juga memberikan layanan homecharging bekerja sama dengan pabrikan mobil listrik. Jika membeli listrik biasanya mendapat fasilitas homecharging, PLN yang memasang instalasinya. Kami juga ada diskon pengisian pukul 10 malam hingga 5 pagi sebesar 3%,” papar Satria.
General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran menyatakan kesiapan sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah terkait langkah percepatan transisi energi seperti pembangunan pembangkit dari energi hijau baik dari Independent Power Producer (IPP) maupun PLN.
“Yang saat ini telah kami petakan untuk segera beroperasi yakni pembangkit listrik tenaga surya di pulau-pulau terluar Sumenep. Ada pula pembangkit listrik tenaga minihidro di beberapa wilayah. Adapun pengembangan PLTP misalnya dari Ijen dan lain-lain kami sepenuhnya support,” pungkas Lasiran. (Gan)
Teks Foto: Talkshow bertajuk “Masa Depan Energi Hijau Menuju Nol Emisi Karbon” di Surabaya, Senin (12/6/2023) kemarin.